×
Ad

Badan Karantina 1.910 Kali Tolak Bawang Putih-Sapi Impor Tak Penuhi Syarat

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 24 Nov 2025 11:16 WIB
Talkshow Barantin/Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Badan Karantina Indonesia telah melakukan transformasi besar-besaran sebagai garda terdepan melindungi serbuan produk impor. Sebanyak 1.910 kali produk pangan impor ditolak mulai dari bawang putih, bijih gandum, kacang kedelai, jahe, sapi, cabai keriting, dan kacang tanah.

Deputi Karantina Ikan Drama Panca Putra mengatakan penolakan itu dilakukan karena sejumlah komoditas tersebut tidak memenuhi syarat dan pengiriman notifikasi ke negara asal. Tidak hanya penolakan, Barantin juga telah melakukan penahanan sebanyak 1.667 kali hingga 867 kali pemusnahan.

"Untuk 1 tahun ini saja sudah banyak kita melakukan penahanan maupun penolakan bahkan sampai dengan memusnahkan kurang lebih ada 1.667 kali. Banyak kita melakukan penahanan. Artinya dengan keterbatasan SDM dengan kedekatan kolaborasi, kita sudah berhasil untuk menjaga keanekaragaman hayati," kata dia Talkshow Badan Karantina Indonesia bertajuk "Sinergi Menjaga Sumber Daya Hayati, Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi" di Habitate Jakarta, Kamis (20/11/2025). Sebagai informasi, acara ini didukung oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) dan PT Suri Tani Pemuka.

Transformasi yang dilakukan Badan Karantina Indonesia juga telah berkontribusi dalam mengawal swasembada pangan. Barantin telah melakukan sertifikasi atau pemeriksaan terhadap komoditas pertanian dan perikanan, mulai dari ikan, sapi, dan tumbuhan

Totalnya 2.070.988 sertifikasi yang telah dikeluarkan dalam periode Januari hingga Oktober 2025. Drama mengatakan sertifikasi ini dilakukan sebagai bukti pemeriksaan atas komoditas tersebut telah memenuhi syarat.

"Kita memberikan pelayanan dan mengawal swasembada pangan, setidaknya kita lebih dari 2 juta sampai dengan saat ini, kita menerbitkan sertifikasi. Sertifikasi itu sebagai bukti bahwasannya kita sudah melakukan pemeriksaan dan komoditas tersebut memenuhi syarat," jelasnya.

Barantin juga mendorong UMKM melakukan ekspor pangan. Nilainya dari Januari-Oktober 2025 telah mencapai Rp 304,7 triliun. Untuk meningkatkan layanan, Barantin memiliki layanan digital bernama Best Trust.

Layanan digital ini diluncurkan sebagai bentuk upaya perlindungan sumber daya hayati dan kesehatan masyarakat, kemudian memperlancar arus penumpang tanpa mengurangi aspek pengawasan serta memungkinkan analisis risiko lebih cepat untuk mencegah masuknya hama penyakit hewan, ikan dan tumbuhan.




(ada/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork