Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria memastikan merger BUMN karya tidak bisa diselesaikan tahun ini. Dia mengatakan sejak dibentuknya Danantara proses merger tersebut masih dalam tahap pengkajian.
Tidak hanya itu, sejumlah BUMN karya yang bermasalah pada kinerja keuangannya juga didorong untuk memperbaiki terlebih dahulu. Meski mundur dari target, ia memastikan merger akan tetap dilakukan.
"Khusus untuk karya, kita masih melakukan proses pengkajian bentuk terbaik daripada merger. Mergernya kan sudah pasti, karena kita akan melakukan, supaya perusahaan-perusahaan karya kita menjadi lebih kuat ke depannya. Nah, ini akan kita lakukan kajian-kajiannya. Ada beberapa opsi," kata dia ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (26/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa BUMN yang akan dilakukan merger, yakni PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Nindya Karya (Persero).
Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) itu juga menegaskan, merger akan didahulukan untuk BUMN yang bermasalah pada kinerja keuangannya. Jadi, untuk Nindya Karya dan Brantas Abipraya tidak didahulukan dalam aksi merger, karena kinerja keuangannya dinilai masih baik.
"Jadi kita lagi lihat ada beberapa pilihan. Salah satunya kemungkinan skenario itu ada lagi skenario yang lain. Kita carry over ke tahun depan. Tidak selesai di tahun ini. Khusus untuk karya tidak selesai di tahun ini," jelasnya.
Baca juga: Merger BUMN Karya Dikejar Beres Desember |
Alasan tidak dapat diselesaikannya merger BUMN Karya tahun ini memang karena peliknya permasalahan keuangan dari perusahaan negara tersebut. Ia menegaskan, melalui Danantara semua BUMN Karya yang bermasalah harus memperbaiki dulu kondisi keuangannya.
"Teman-teman tentu tau problematika di karya banyak sekali ya. Termasuk tadi restrukturisasi daripada utang-utangnya dulu. Jadi kan problem keuangan mereka cukup dalam di karya-karya ini. Ini kita harus transparan juga kepada publik. Karya-karya kita menghadapi persoalan keuangan yang cukup dalam selama ini. Nah, ini kita perbaiki dulu dengan Danantara. Kita perbaiki, kita lakukan dulu restrukturisasi," tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Kepala BP BUMN Aminuddin Ma'ruf mengatakan pihaknya sedang mengkaji merger perusahaan-perusahaan konstruksi pelat merah atau BUMN Karya. Ditargetkan proses merger ini rampung pada Desember 2025.
Ia mengatakan hingga kini proses penyusunan skema merger dan pembentukan klaster BUMN Karya masih terus berjalan.
"Proses merger, holdingisasi hingga pembubaran atau pembentukan BUMN ada di kami. Sedang kami kaji bagaimana merger kelompok BUMN Karya, tapi mudah-mudahan Desember ini selesai," ujarnya di Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Saat ditanya mengenai potensi delisting PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau WSKT dari bursa sebagai dampak dari merger ini, Aminuddin belum dapat memberikan jawaban.
"Ya nanti tunggu aja, nanti ada kita buat klaster beberapa BUMN untuk yang BUMN Karya itu, harusnya Insyaallah Desember sudah selesai," ujarnya.
Simak juga Video: Kementerian BUMN dan Danantara Merger, Siap-siap Dilema Fokus dan Fungsi











































