Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan nasib kelanjutan proyek Satelit Republik Indonesia generasi kedua atau SATRIA-2. Keberadaan infrastruktur telekomunikasi berbasis satelit itu untuk membantu penyebaran akses internet khususnya di wilayah pelosok yang sulit dijangkau.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Komdigi Fadhilah Mathar mengatakan proyek SATRIA-2 telah masuk proyek strategis nasional (PSN).
"Untuk SATRIA-2 sebenarnya itu hanya penamaan, tetapi penamaan ini intinya kita masih memerlukan kapasitas satelit. Alhamdulillah ini sekarang sudah masuk dalam proyek strategis nasional," kata Fadhilah di Stasiun Bumi Satelit SATRIA-1, Cikarang, Jawa Barat, Rabu (10/12/205).
Menurut Fadhilah, Indonesia tetap membutuhkan tambahan kapasitas satelit untuk mendukung perluasan layanan telekomunikasi nasional. Ia menekankan bahwa teknologi yang digunakan pada SATRIA-2 belum tentu sama dengan SATRIA-1 karena perkembangan teknologi satelit berlangsung cepat.
Tahap yang paling krusial saat ini adalah melakukan demand analysis atau analisis kebutuhan secara komprehensif. Analisis ini disebut harus benar-benar akurat dan valid agar rencana kapasitas satelit sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.
"Baru kemudian kita akan melangkah untuk kelanjutan-kelanjutan terkait misalnya apakah ini nanti menggunakan skema KPBU atau pembiayaan lainnya," ungkapnya.
Berdasarkan catatan detikcom, SATRIA-2 akan didesain sebagai twin satellite atau satelit kembar yakni Satria-2A dan Satria-2B. Berbeda dengan satelit pendahulunya, SATRIA-2 mempunyai kapasitas lebih besar mencapai 300 Gbps yang akan membantu penyediaan konektivitas, khususnya di daerah terpencil yang masih belum tersedia akses sinyal internet.
Adapun, nilai investasi pembangunan untuk SATRIA-2 diperkirakan akan memakan biaya sekitar US$ 860 juta atau setara Rp 13,3 triliun. Jika dibandingkan dengan biaya proyek Satelit SATRIA-1 yang menelan biaya investasi sekitar Rp 6,42 triliun, tentu Satelit SATRIA-2 ini akan menelan lebih banyak biaya.
Perbedaannya paling utama ada pada kapasitasnya, di mana Satelit SATRIA-1 mencapai 150 GB. Sementara itu, kapasitas Satelit SATRIA-2 direncanakan bisa mencapai 300 GB.
Lihat juga Video 'Pemerintah Siapkan Internet SATRIA-1 di Wilayah Bencana Sumatera':
(aid/fdl)