PLTU Palabuhan Ratu Hadir, Listrik Tak Lagi Byar Pet
Senin, 10 Sep 2007 10:00 WIB
Sukabumi - Kawasan Pelabuhan Ratu dan sekitarnya sebentar lagi akan memiliki pembangkit listrik sendiri. Byar pet listrik akan segera sirna dengan kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Palabuhan Ratu.Ground breaking PLTU Palabuhan Ratu di Desa Citarik, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (10/9/2007) akan dilakukan oleh Menneg BUMN Sofyan Djalil.Rencananya, akan hadir pula Duta Besar Rebublik Rakyat China untuk Indonesia, Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, Gubernur, Ketua DPRD dan muspida Provinsi Jawa Barat, Komisaris Utama, Dirut beserta jajaran Direksi PT PLN (Persero), Dirut Perusahaan dan konsorsium Proyek PLTU 2 Jawa Barat, Pelabuhan Ratu (Shanghai Electric Group Corp Ltd dan Maxima Infrastruktur), tokoh agama serta masyarakat setempat.Pembangunan PLTU Palabuhan Ratu 3x350 MW diharapkan menjadi tumpuan masyarakat setempat untuk menciptakan kestabilan pasokan listrik di daerah tersebut. Menurut salah satu tokoh masyarakat Nashori, wilayah tersebut sering mati lampu terutama kalau ada angin besar. Selama ini, masyarakat Pelabuhan Ratu mendapat pasokan listrik dari sistem transmisi Jawa-Bali. Namun jika ada angin besar, pasokan listrik seringkali dimatikan. "Mudah-mudahan bisa menambah ketahanan energi," kata Nashori, yang juga merupakan anggota MUI Sukabumi itu.Pembangkit ini dibangun oleh konsorsium Shanghai Electric Group dan Maxima Infrastruktur, yang merupakan anak usaha Truba Alam Manunggal Engineering. Pembangunan PLTU yang berlokasi di desa Citarik, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu diperkirakan akan menelan biaya investasi sebesar Rp 2,2 triliun dan US$ 566,9. PLN akan mendanai sekitar 15% dari total investasi yang bersumber dari Global Bond dan Kredit Ekspor. Sedangkan 85 % sisanya akan didanai melalui suppliers credit.Pembangunan proyek ini merupakan bagian dari Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit 10.000 Mw yang didasarkan pada Perpes No. 71 Tahun 2006. Proyek PLTU 2 Jawa Barat merupakan proyek PLTU terbesar dalam Program Percepatan Proyek 10.000 MW dan direncanakan selesai dalam waktu 30 bulan untuk unit I.Selanjutnya, berturut-turut 3 bulan dan 6 bulan kemudian untuk masing-masing unit 2 dan unit 3, sehingga diharapkan unit 1 sudah dapat beroperasi pada bulan Februari 2010.Untuk memenuhi kebutuhan pasokan batu bara pada proyek-proyek PLTU program EPC yang berlokasi di Pulau Jawa, PLN, dikatakan Humas PLN Ario Subijoko, telah meneken sejumah kontrak pembelian batu bara dengan beberapa pemasok batu bara untuk 8 lokasi PLTU. Pemasok batubara itu adalah PLTU Suralaya Baru (1 x 625 MW), PLTU Labuan (1 x 315 MW), PLTU Indramayu (1 x 330 MW), PLTU Paiton Baru (1 x 660 MW), PLTU Teluk Naga (1 x 315 MW), PLTU Pacitan (2 x 315 MW), PLTU Pelabuhan Ratu (3 x 350 MW), dan PLTU Rembang (2 x 315 MW)."Total volume kebutuhan batu bara untuk kedelapan PLTU itu adalah sebesar 15,24 juta ton per tahun," ujar Ario.
(qom/ir)