Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Elektronik Indonesia (Gabel) Rachmat Gobel, disela-sela acara seminar OVOP di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (4/3/2008).
"Terkait dengan alih produk elektronik teknologi dari analog ke digital pemerintah harus juga memperhatikan isu global warming dan hemat energi, ini harus dimasukan dalam standar nasional industri yang diterapkan di Indonesia," katanya.
Gobel menambahkan, pemerintah juga harus lebih mengedepankan aspek alih teknologinya bukan hanya soal ketersediaan lapangan kerja.
"Jadi jangan hanya investasi, lalu menjual produk dengan harga murah, jangan seperti itu. Sehingga tidak sia-sia agar negara tidak rugi," ungkapnya.
Menurut Gobel, isu-isu tersebut diharapkan bisa memberikan kesempatan bagi produksi dalam negeri untuk lebih berkembang. Selama ini, lanjut dia, banyak industri yang beroperasi di Indonesia justru masih mendapatkan subsidi pemerintah misalnya listrik, tetapi produk yang dihasilkan.
"Jadi pasar kita jangan hanya buat produk yang tidak dipakai lagi dinegeri asalnya, dan tidak berhemat energi. Ini sebuah kerugian," katanya.
Ia mencontohkan produsen-produsen elektronik China yang mulai masuk ke Indonesia dengan memulai perakitan. Menurut Gobal, industri-industri itu perlu dilihat sejauh mana aspek teknologinya dalam hal isu global warming dan penghematan energi.
"Pemerintah harus menentukan arah industri kemana arahnya, kalau tidak kita hanya menjadi pasar, terutama bagi produk yang di negara asalnya tidak dipakai, dipindahkan ke kita seolah-olah sebagai investasi," ujarnya.
(hen/qom)