Pemerintah Diminta Tak Emosional Putuskan Keluar OPEC

Pemerintah Diminta Tak Emosional Putuskan Keluar OPEC

- detikFinance
Rabu, 07 Mei 2008 02:11 WIB
Jakarta - Indonesia berencana keluar dulu dari OPEC. Bila hal itu terealisasi, ditengarai akan  berimplikasi serius bagi security of supply minyak Indonesia. Pemerintah pun diminta tidak emosional memutuskan keluar dari OPEC.

"Saya minta pemerintah jangan emosional memutuskan hal ini, sebelum kilang-kilang kita mampu mengolah minyak kita sendiri. Jangan sampai security of supply kita terancam," kata Tjatur Sapto Edy dari Komisi VII DPR dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Selasa (6/5/2008).

Menurut dia, OPEC masih memiliki arti penting bagi Indonesia. Sebab OPEC satu-satunya organisasi negara berkembang yang disegani fora internasional karena punya posisi tawar terhadap supply minyak mentah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"OPEC memandang Indonesia sebagai wakil Asia dan negara Islam terbesar. Dan dengan hanya iuran US$ 2 juta per tahun, Indonesia masih membutuhkan keanggotaan OPEC karena membutuhkan keamanan pasokan minyak mentah," lanjut politisi PAN ini.

Ditengah tingginya harga minyak dan terbatasnya pasokan saat ini, sambung dia, negara-negara dengan tingkat konsumsi tinggi akan berebut mendapatkannya. Kalau Indonesia keluar dari OPEC maka komitmen pasokannya yang telah ada bisa terputus dan beralih ke tempat lain.

"Sehingga kita akan kesulitan mendapatkan pasokan walaupun duitnya ada," cetus Tjatur.

Tjatur menambahkan, di negara-negara OPEC yang memutuskan supply bagi industri perminyakannya adalah pemimpin negara, bukan CEO dari perusahaan tersebut. "Yang kurang adalah lobi-lobi dari kita untuk mendapatkan harga yang lebih baik," pungkasnya. (nvt/anw)

Hide Ads