BJ Habibie Resmikan Mochtar Riady Institute

BJ Habibie Resmikan Mochtar Riady Institute

- detikFinance
Senin, 12 Mei 2008 13:20 WIB
Jakarta - Mantan Presiden Republik Indonesia ketiga, BJ Habibie meresmikan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN). Acara dilangsungkan di kompleks Lippo Karawachi, Tangerang, Senin (12/5/2008).

"Bagi orang-orang yang berpikiran maju seperti Pak Mochtar, masalah yang akan terjadi di tahun 2030 adalah persoalan yang harus dijawab dari sekarang. Untuk tujuan itulah ia mendirikan MRIN, mencoba memberikan solusi bagi permasalahan yang akan terjadi nanti," ujar Habibie.

MRIN adalah sebuah lembaga riset yang didirikan khusus untuk mengembangkan riset nanoteknologi pada kanker hati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk saat ini memang kami mulai dari riset kanker hati. Namun ke depannya kami berharap bisa mengembangkan ke riset-riset lainnya," ujar Bos Lippo Grup, Mochtar Riady.

Menurut Presiden Direktur MRIN, Susan Thay, kanker hati adalah penyakit yang sangat berpotensi menyebabkan kematian.

"Sekali anda terdeteksi terjangkit penyakit ini, sangat sulit untuk sembuh," ujar Susan.

Oleh karena itulah, salah satu bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) grup Lippo adalah mendirikan lembaga riset yang ditaksir bernilai miliaran rupiah.

"Sejak masih menjabat sebagai Menristek, Pak Habibie selalu mendorong saya mendirikan lembaga riset bagi nasional. Didorong oleh usulan itulah kami menyalurkan CSR dalam bentuk lembaga riset untuk kepentingan nasional," papar Mochtar.

Berdirinya lembaga ini dinilai sangat penting bagi kemajuan dunia riset di Indonesia.

"Selama ini hubungan antara dunia riset dan swasta ibarat sepasang rel yang menuju arah yang sama namun tidak pernah berujung di satu titik," ujar Menristek Kusmayanto Kadiman.

Maksudnya, usaha dari dunia swasta mendirikan lembaga riset masih sangat jarang di Indonesia, bahkan kebanyakan kalangan swasta menyangsikan bisa memperoleh keuntungan dari sini.

"Namun pak Mochtar datang dengan antitesa dengan mendirikan lembaga riset yang sepenuhnya didanai oleh pihak swasta," ujar Kusmayanto.

Sehubungan dengan hal tersebut, Mochtar mengatakan berdirinya lembaga ini memang diawali sepenuhnya dari swasta. Namun untuk bisa berkembang di Indonesia akan membutuhkan partisipasi berbagai macam pihak, termasuk pemerintah.

"Karena riset untuk kepentingan nasional seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Oleh karena itu kami mengajak semua pihak untuk ikut berpartisipasi dalam usaha ini ke depannya," ujar Mochtar. (dro/ir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads