Program debt swap tersebut merupakan instrumen pendanaan baru untuk membantu meningkatkan pengeluaran domestik di bidang kesehatan Indonesia sebesar 25 juta euro.
Acara penandatanganan debt2health tersebut ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Jerman di Gedung Depkeu, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (23/6/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Baron Paul Maltzahn mengatakan, program ini merupakan solusi yang menguntungkan bagi Indonesia dan Jerman juga Global Fund. Indonesia akan mendapat keuntungan berupa investasi dibidang kesehatan, sedangkan Global Fund (GF) bisa meningkatkan kinerjanya. Bagi pemerintah Jerman sendiri dapat memberikan kontribusi perang melawan penyakit Aids, TBC dan Malaria.
Dengan program ini, Jerman sepakat untuk menghapus utang RI sebesar 50 juta euro dan Indonesia sepakat untuk menginvestasikan separuh dari jumlah tersebut untuk program-program kesehatan masyarakat di Indonesia yang didukung oleh Global Ffund.
Mekanismenya, setelah Indonesia membayar utang kepada Jerman melalui Global Fund, maka pemerintah Jerman akan mengurangi utang Indonesia dengan diskon 50% atau untuk program sebsar 25 juta euro melalui GF.
Pembayaran pertama utang Indonesia pada Jerman melalui GF sudah dilakukan sejak awal Juni 2008. Program-program serupa antara Indonesia dan Jerman di antaranya di bidang pendidikan, termasuk rehabilitasi sekolah-sekolah pasca gempa di Yogya (3 program) dan bidang lingkungan hidup (1 program). Nilai keseluruhan debt swap pemerintah Jerman mencapai 143,5 juta euro atau setara dengan US$ 220 juta.
HIV, TBC, Malaria kini masih menjadi ancaman di Indonesia. Sekitar 170 ribu orang di Indonesia hidup dengan HIV. Bahkan Indonesia menjadi negara penderita TBC tertinggi di Asia Tenggara dengan kurang lebih 150 ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat TBC.
Sedangkan untuk Malaria hampir 100 juta penduduk di Indonesia hidup di wilayah yang mudah terserang malaria. Hingga saat ini Global Fund telah menyetujui pendanaan 6 program untuk mengurangi HIV-Aids, TBC dan Malaria senilai hampir US$ 200 juta. Dari total tersebut, US$ 108 juta telah disalurkan untuk Indonesia.
(qom/ir)