Ikan sidat asal Indonesia memiliki nilai jual tinggi di pasar ekspor. Ikan yang bentuk fisiknya mirip belut bahkan seperti ular ini laris di pasar Jepang, harganya cukup tinggi.
Instruktur Balai Diklat Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Banyuwangi, Dian Tugu menjelaskan dua jenis ikan sidat Indonesia yang harganya cukup mahal adalah jenis Marmorata (Anguilla Marmorata) dan Bicolor (Anguilla Bicolor). Dari keduanya, yang paling mahal adalah jenis Bicolor.
Ikan sidat jenis Bicolor memiliki tingkat kandungan yang cukup lengkap seperti protein, vitamin A, DHA (Decosahexaenoic acid), kandungan EPA (Eicosapentaenoic Acid) hingga zat Albumin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Jepang ikan sidat digunakan untuk konsumsi hanya di hari-hari khusus. Daging ikan sidat Indonesia di Jepang lebih dikenal dengan nama Unagi.
"Di Jepang dipakai untuk Unagi atau sidat panggang," tambahnya.
Permintaan ikan sidat asal Indonesia ke Jepang memang cukup besar. Untuk hari-hari tertentu, pemerintah Jepang menyelenggarakan hari makan sidat.
Khusus di Jepang, permintaannya mencapai 120.000 ton per tahun. Dari jumlah itu, baru 600 ton dipenuhi dari Banyuwangi, Jawa Timur sedangkan sisanya dari provinsi lain.
"Jepang ada hari khusus untuk makan ikan sidat. Di Jepang permintaannya sangat tinggi. Sementara ini pemasok terbesar dari Indonesia," kata Dian.
(wij/hen)