Kabar yang beredar, Sri Mulyani sempat mengajukan pengunduran diri ke Presiden SBY pada Rabu (6/11/2008) petang kemarin. Sri Mulyani keberatan dengan pembatalan pencabutan suspensi saham BUMI karena adanya intervensi dari menteri lain.
Namun setelah Sri Mulyani mengajukan pengunduran diri, dua jam kemudian Presiden SBY meminta agar menteri yang baru saja mendapatkan 2 penghargaan itu tidak mundur. Sri Mulyani bersedia. Syaratnya, suspensi saham BUMI harus dicabut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benarkah demikian?
Juru bicara kepresidenan Andi Malarangeng mengaku tidak mengikuti masalah. "Silakan tanyakan langsung kepada Menkeu," kata Andi.
Mengenai isu bahwa Presiden SBY memanggil Sri Mulyani pada pukul 20.00 WIB, Rabu (5/11/2008), Andi membantahnya. "Tadi malam, Presiden melakukan jamuan malam dengan Presiden Madagaskar hingga malam," jelas dia.
Sri Mulyani sendiri sejak kemarin memang irit bicara soal saham BUMI ini. Padahal dalam pengumuman Rabu kemarin, BEI menyatakan bahwa pembatalan pencabutan suspensi karena adanya permintaan dari permintaan.
Ketua Bapepam LK Fuad Rahmany pada hari ini juga akhirnya mengklarifikasi bahwa permintaan tersebut dikarenakan pemerintah sempat khawatir pencabutan suspensi BUMI bisa menimbulkan dampak sistemik ke pasar saham.
"Karena kita dapat informasi penting, yang kita khawatirkan akan berdampak sistemik, ternyata tidak ada, makanya hari ini dibuka," ujarnya.
Sri Mulyani sendiri hingga pukul 18.00 WIB belum bisa dimintai keterangan. Saat ini Sri Mulyani sedang berada di kantornya, Gedung Depkeu, setelah sebelumnya berada di kantor presiden, mengumumkan penurunan harga BBM.
Namun nampaknya kabar tersebut tinggal sekedar kabar. Suspensi saham BUMI sudah dicabut dan Sri Mulyani tetap bekerja seperti biasa. Buktinya Sri Mulyani tetap kompak di tim kabinet dan mengumumkan kebijakan penting penurunan harga premium Rp 500.
(qom/ir)