"Kami akan membangun pabrik baru di China. Nilai investasi tahap I sekitar RMB 25 juta," ujar Presiden Direktur BRNA, Antonius Rudy Sugiarto dalam paparan di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Jumat (19/12/2008).
Saat ini, perseroan telah memiliki pabrik di Hefei, China dengan kapasitas sebesar 3.000 metrik ton (MT). Namun, kapasitas tersebut sudah tidak memadai untuk memenuhi tingkat permintaan disana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luas lahan yang sudah diakuisisi perseroan untuk keperluan tersebut sebesar 4 hektar. Untuk pabrik tahap I akan memakan luas lahan seluas 2 hektar. "Pembangunan akan dimulai tahun ini. Rampung kira-kira triwulan IV-2008," ujar Rudy.
Nilai akuisisi lahan sebesar RMB 10 juta. Komposisinya menggunakan pinjaman ICBC RMB 5 juta dan kas internal RMB 5 juta.
"Untuk bangun pabrik kira-kira RMB 15 juta. Pinjaman yang sudah kami peroleh dari Huisang Bank RMB 10 juta. Kekurangannya RMB 5 juta masih kami cari. Kemungkinan dari bank sana juga," ujar Corporate Secretary BRNA, Lioe Cu Ling.
BRNA merupakan salah satu pemain utama produsen plastik kemasan di Indonesia. Rekanan utama perseroan adalah PT Unilever Tbk (UNVR) baik di Indonesia, maupun di negara-negara lain seperti China.
Perseroan memiliki 5 lokasi pabrik, tersebar di Pandaan, Tangerang, Sidoarjo, Cikarang dan China. Wilayah ekpor BRNA antara lain Jepang, Asia Tenggara, Srilanka, Bangladesh dan Afrika.
Hingga akhir tahun ini, perseroan memproyeksikan perolehan pendapatan sebesar Rp 479 miliar, tumbuh 27% dari tahun lalu Rp 376 miliar. Proyeksi laba bersih sebesar Rp 19 miliar, naik 90% dari sebelumnya Rp 10 miliar.
Tahun depan, perseroan memproyeksikan pertumbuhan volume penjualan sebesar 27%. Namun dari segi pendapatan, perseroan hanya memproyeksikan pertumbuhan 2% saja.
"Proyeksi pendapatan tahun depan kami perkirakan akan flat, tumbuh hanya sekitar 2% meski secara volume tumbuh 27%. Hal ini disebabkan penurunan harga minyak telah menjatuhkan harga raw material sebanyak 30-40%, sehingga harga jual juga akan turun tajam tahun depan," jelas Rudy. (dro/ir)