Kontroversi Hilangnya Saham Bakrie di BUMI

Kontroversi Hilangnya Saham Bakrie di BUMI

- detikFinance
Jumat, 02 Okt 2009 11:37 WIB
Jakarta - Siapa yang mengendalikan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kini menjadi tanda tanya besar. Sebab, PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR) sudah tidak lagi tercatat sebagai pemegang saham BUMI di atas 5%.

Pada 29 September 2009, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah mengeluarkan data kepemilikan seluruh emiten di Bursa Efek Indonesia yang di atas 5%. Data tersebut sama sekali tidak mencantumkan daftar kepemilikan saham BUMI.

Hal ini menandakan kalau saham BUMI sudah tidak lagi memiliki pemegang saham di atas 5%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau berdasarkan data kami, memang seperti itu. BUMI tidak lagi memiliki daftar pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5%," ungkap Direktur KSEI, Risbadi Purbowo kepada detikFinance, Jumat (2/9/2009).

Berdasarkan riset detikFinance atas data PT Ficomindo Buana Registar, biro administrasi efek yang mencatat seluruh perubahan kepemilikan saham BUMI juga menunjukkan hal yang sama.

Data Ficomindo menyebutkan, ternyata terhitung sejak 30 Desember 2008, BUMI sudah tidak memiliki pemegang saham di atas 5%. Artinya, total saham BUMI sebanyak 19,404 miliar saham kini dimiliki secara merata oleh publik.

BNBR, perusahaan holding investasi yang disebut-sebut sebagai induk usaha BUMI pun sudah tidak lagi tercatat dalam daftar pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5%. BNBR terakhir tercatat dalam daftar tersebut pada November 2008. Ketika itu, posisi terakhir kepemilikan BNBR di BUMI sebesar 7,14%.

Masalahnya, dalam laporan keuangan BUMI semester I-2009 dinyatakan kalau BNBR masih memiliki saham BUMI sebesar 8,28%. Anehnya, jika memang BNBR memiliki saham di atas 5%, seharusnya tercatat dalam data KSEI maupun data Ficomindo.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito menyatakan belum mengetahui detil soal hal tersebut. Namun ia berjanji akan melakukan penelusuran soal ini.

Risbadi mengatakan, bisa saja BNBR memiliki saham BUMI tidak secara langsung, melainkan melalui perusahaan-perusahaan lain. Jika memang demikian, seharusnya BNBR tidak mencantumkan sebagai pemilik langsung saham BUMI.

Sumber detikFinance mengatakan, pucuk pimpinan grup Bakrie memang mengubah strategi investasinya, yakni dengan mengalihkan seluruh kepemilikan saham BNBR di BUMI tidak lagi dalam satu payung perusahaan, melainkan dipecah melalui sejumlah rekening sekuritas.

Tujuannya tidak lain agar aksi gadai saham (repurchase agreement/repo) yang memang sudah menjadi bagian dari strategi grup Bakrie di pasar modal bisa tetap dilakukan.

Wajar saja, aksi repo raksasa senilai US$ 1,386 miliar yang dilakukan BNBR terhadap sejumlah saham anak-anak usahanya telah memberikan sentimen negatif pada perusahaan. Kejatuhan seluruh saham-saham grup Bakrie tahun lalu juga disebabkan oleh aksi repo raksasa ini.

"Jadi wajar saja kalau grup Bakrie kini memecah kepemilikan sahamnya dalam ribuan rekening. Supaya repo lebih mudah dilakukan,' ujar sumber tersebut.
(dro/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads