Demikian dikatakan oleh Ekonom dari LPEI-FEUI M.Chatib Basri dalam Media Training Prospek Ekonomi dan Perbankan di 2010 di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Sabtu (14/11/2009).
"Rupiah akan terus menguat hingga tahun depan, karena dollar AS yang terus melemah," ungkapnya.
Chatib menjelaskan, dollar AS akan terus melemah dikarenakan kebijakan AS yang masih akan terus menjual aset-aset busuk sektor keuangan di tahun 2010. "Sementara itu, AS masih akan terus menutup defisitnya dengan cara mengurangi konsumsi mereka," kata Chatib.
Konsumsi yang menurun ini akan membuat impor AS berkurang dan efeknya akan menyebabkan melemahnya dollar. "Karena jika impor AS lambat, akan menyebabkan perekonomiannya juga melambat karena lokomotif perekonomian AS tergantung oleh impornya," kata Chatib.
Selain itu, ia menambahkan sejak pertengahan tahun ini, perekonomian global perlahan-lahan mengalami pemulihan. Namun sayang, dibanding dengan negara-negara lainnya, Indonesia adalah negara yang paling lambat proses pemulihan dari krisis global yang terjadi sejak beberapa tahun yang lalu.
"Dibanding Korea, Singapura dan negara lainnya, recovery perekonomian di Indonesia adalah yang paling lambat," ujarnya.
Menurut Chatib, hal tersebut disebabkan karena perekonomian Indonesia tidak terintegrasi dengan perekonomian dunia.
Pada saat perekonomian dunia terpuruk akibat krisis global yang terjadi akhir tahun 2008 lalu, perekonomian Indonesia tidak terlalu terpengaruh. Begitu pun sebaliknya, saat perekonomian dunia kembali pulih, perekonomian Indonesia tetap jalan di tempat.
Chatib mengatakan, untuk mempercepat perbaikan perekonomian Indonesia, pemerintah harus memperbaiki infrastuktur yang ada. Pasalnya perekonomian Indonesia saat tergantung pada permintaan domestik.
Menurutnya untuk mempercepat terjadinya perbaikan infrastuktur, pemerintah seharusnya menerapkan sistem reward dan punishment .
"Bagi daerah yang melaksanakan perbaikan infrastruktur, maka akan mendapatkan reward . Begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu masalah infrastuktur itu harus diperhatikan pada 100 hari," tegasnya.
(dru/dnl)