Konversi 24,54% saham HERO ini telah dilakukan hari ini, Selasa (23/3/2010) di pasar negosiasi melalui mekanisme transaksi tutup sendiri (crossing) yang diperantarai oleh broker PT Harita Kencana Securities (AF).
Transaksi crossing dilakukan sebanyak 2 kali. Pertama pada pukul 09.41.51 JATS sebanyak 23.106.500 saham (7,01%) pada harga Rp 1.145 per saham, diskon 77,98% dari harga pasar saat ini sebesar Rp 5.200 per saham. Nilai transaksi crossing pertama sebanyak Rp 26,456 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total jumlah saham yang dipindahtangankan sebanyak 80.872.500 saham atau setara dengan 24,54% dari total saham HERO sebanyak 329.420.000 saham. Harga rata-rata per saham atas dua transaksi ini sebesar Rp 3.156 per saham, sedangkan total nilai transaksi ini sebesar Rp 255,268 miliar.
Usut punya usut, transaksi pelepasan 24,54% saham HERO ini terkait realisasi konversi saham atas obligasi yang diterbitkan oleh HPS kepada Mulgrave pada tahun 1998. Keduanya merupakan pemegang saham HERO.
"Benar transaksi ini adalah realisasi konversi saham atas obligasi yang diterbitkan HPS kepada Mulgrave pada tahun 1998," ujar Corporate Secretary HERO, Vivien Goh kepada detikFinance, Selasa (23/3/2010).
Berdasarkan daftar pemegang saham HERO per 28 Februari 2010, HPS memiliki 27,23% saham, sedangkan Mulgrave memiliki sebanyak 69,73% saham. Setelah transaksi ini, Mulgrave akan menguasai 94,27% saham HERO, sedangkan HPS hanya sebanyak 2,69% saham.
HPS dulunya merupakan pendiri HERO. Saat HERO IPO pada 21 Agustus 1989, HPS merupakan pengendali HERO dengan kepemilikan sebanyak 50,1% saham. Sisanya dimiliki oleh PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) sebanyak 10,42%, SSV Netherland BV sebanyak 10,20%, Mulgrave 7,63% dan publik 21,65%.
Mulgrave merupakan anak usaha Dairy Farm, anak usaha perusahaan ritel raksasa asal Hong Kong. Namun seiring berjalannya waktu, kepemilikan saham Mulgrave di HERO terus bertambah.
Pada Februari tahun 1998, HPS menerbitkan obligasi konversi senilai US$ 36,4 juta yang seluruhnya dibeli oleh Mulgrave. Obligasi ini dapat ditukar dengan 24,54% saham HERO kapan saja setelah jatuh tempo. Meskipun obligasi konversi ini hanya berjangka waktu 5 tahun, namun realisasi konversi baru dilakukan hari ini.
Nah, menarik untuk disimak, penerbitan obligasi konversi ini sempat ribut hingga ke meja hijau. MPPA sebagai pemegang saham minoritas HERO menuntut HPS Rp 210 miliar. MPPA menilai, Mulgrave berpeluang menjadi pemegang saham mayoritas HERO saat konversi.
Padahal, dulunya MPPA hendak mengembangkan bisnis supermarket melalui HERO. Namun adanya penerbitan obligasi konversi HPS kepada Mulgrave, membuat MPPA hengkang lantaran peluang perusahaan milik grup Lippo itu tidak lagi memiliki peluang menguasai saham HERO.
Akhirnya, MPPA pun mengembangkan bisnis Hypermart usai hengkang dari HERO.
(dro/qom)