Bayan Incar 4 KP Baru Tahun Ini

Bayan Incar 4 KP Baru Tahun Ini

Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Rabu, 09 Jun 2010 18:57 WIB
Bayan Incar 4 KP Baru Tahun Ini
Jakarta - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) tengah mengincar empat Kuasa Pertambangan (KP) baru, guna memperkuat bisnis batu bara perseroan di tahun 2010. BYAN juga menargetkan penjualan sebanyak 14 juta ton, dengan orientasi untuk pasar luar negeri.

Demikian disampaikan Direktur Utama Bayan Eddie Chin usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Manhattan, Jalan DR Satro Jakarta, Rabu (9/6/2010).

Menurutnya penjajakan dengan pemilik KP yang tengah diincar memang terus dilakukan. Namun hingga kini belum ada kesepakatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sih lihat-lihat terus. Namun kan belum ada yang cocok. Yang paling penting bagi kita kan yang dekat dengan lokasi pertambangan yang kita miliki, juga infrastrukturnya memadai," ungkap Direktur BYAN Jenny Quantero.

Namun saat ditanya lebih lanjut, Jenny enggan berkomentar banyak.

Perseroan juga baru saja menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan batubara, dengan kepemilikan bersama antara perseroan dengan White Energy. Perusahaan mitra perseroan tersebut, menjadi penyedia teknologi coal upgrading.

Investasi yang telah dikeluarkan perseroan untuk satu pabrik ini, sekitar US$ 29 juta, dari total investasi US$ 60 juta. Sisanya dimiliki oleh White Energy.

"Porsi kepemilikan kita 49% dari total biaya pabrik US$ 50-60 juta," ucapnya.

Perseroan, dalam rencana jangka panjang juga berencana kembali membangun empat pabrik yang sama, dengan nilai investasi sekitar US$ 68 juta untuk setiap unit.

Pabrik ini siap beroperasi dengan kapasitas produksi 1 juta metrik ton per tahun. Tahap awal, BYAN menargetkan dapat memenuhi kapasitas, hingga produksi yang dihasilkan dapat maksimal.

"Itu kapasitas terpasangnya, 1 juta metrik ton. Bisa dimulai (produksi) di semester-II ini," paparnya.

"Penjualan kita juga diharapkan bisa mencapai 14 juta ton, dan tetap diutamakan untuk ekspor ke Italia, Jepang, Korea dan Malaysia," imbuh Jenny.

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads