Ritel Dapat Jatah 25% Saham IPO SkyBee

Ritel Dapat Jatah 25% Saham IPO SkyBee

- detikFinance
Kamis, 01 Jul 2010 16:37 WIB
Jakarta - Investor ritel mendapatkan jatah sebesar 25% atau 58,75 juta lembar saham PT SkyBee Tbk dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) yang dilakukan. Saham baru pun digadang-gadang mengalami kelebihan permintaan (oversubsribe) lima kali.

Demikian disampaikan Wakil Direktur PT Lautandhana Securindo Benny Anwar saat masa penawaran saham PT SkyBee Tbk di Wisma Indocement, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (1/7/2010).

"Investor ritel yang menyerap 25% dari saham yang ditawarkan sebesar 235 juta," paparnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, sebagian saham baru lagi, atau 10% akan diserap oleh sindikasi dari perusahaan sekuritas, yang terdiri dari tujuh pihak, atau berjumlah 23,5 juta lembar saham. Mereka di antaranya e-capital, RDK Elit, Kresna Sekuritas, Dana Sakti, Panin Sekuritas, Victoria Sekuritas, dan Dinamika Usaha Jaya.

"Sindikasi yang menyerap sekitar 10%," paparnya.

Harga penawaran saham IPO SkyBee telah ditetapkan Rp 375 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan setara dengan 40,17% dari total saham perseroan sebanyak 585 juta saham.

Dengan harga sebesar Rp 375 per saham, maka target dana IPO akan sebesar Rp 88,125 miliar. Perseroan pun telah menunjuk PT Lautandhana Securindo sebagai penjamin emisi.

Saat ini, pemegang saham perseroan terdiri atas PT Syailendra Capital sebanyak 349.997.500 saham (99,99%) dan Ian Rustadi 2.500 saham (0,01%) dengan total saham 350.000.000 saham.

Setelah IPO, kepemilikan Syailendra tetap sebanyak 349,997 juta saham namun porsinya terdilusi menjadi 59,82%, sedangkan Ian Rustadi juga tetap namun terdilusi menjadi 0,004% dan masyarakat sebanyak 235 juta saham (40,17%).

Masa penawaran dimulai hari ini hingga besok (1-2/7/2010). Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 7 Juli 2010.

Perseroan juga baru mendapatkan platform pinjaman baru dari dua perbankan lokal, yaitu PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Jumlahnya masing-masing Rp 30 miliar dan US$ 5 juta.

"Kita sudah dapat kan. Tapi ga dipakai semua. Ini untuk mendukung adopsi teknologi terbaru untuk telepon selular dan multimedia," katanya.

(wep/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads