"Ya memang ada beberapa investasi yang harus dikurangi karena memang target dana IPO tidak seperti yang kita harapkan," ujar Direktur Utama PTPP, Musyanif di gedung Bursa Efek Indonesia, SCBD, Jakarta, Kamis (5/8/2010).
PTPP telah melepas 1,039 miliar saham ke publik pada Februari 2010. Semula perseroan menargetkan harga perdana hingga Rp 900 per saham yang berarti dana hasil IPO bisa mencapai Rp 935,1 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangkit listrik yang rencananya akan mulai dibangun pada 2010 dan selesai pada 2012 ini dibangun di atas lahan milik PT Krakatu Daya Listrik (KDL), anak usaha PT Krakatau Steel. Listrik yang dihasilkan ini nantinya akan dipegunakan Krakatau Daya Listrik dan sisanya dijual kepada PLN.
Sebanyak 7% akan dipergunakan untuk pembangunan hotel di Bali dan Bandung, serta 5% sisanya akan dipergunakan untuk pembangunan comercial center di Surabaya.
Sementara 41% sisa dana yang ada akan diperuntukan untuk memperkuat modal kerja kontruksi perseroan, yakni untuk kebutuhan pembiayaan proyek yang sedang berjalan dan akan dikerjakan perseroan.
Sayangnya, pasar hanya menghendaki harga perdana PTPP sebesar Rp 560 per saham yang berarti perolehan dana IPO hanya sebesar Rp 581,84 miliar atau lebih rendah 37,78% dari target semula. PTPP pun mau tidak mau harus memangkas sebagian besar investasi yang direncanakan dalam penggunaan dana IPO.
"Jadi ada beberapa proyek seperti di KDL yang kita kurangi porsinya. Kemudian juga rencana akuisisi mayoritas saham hotel di Bali juga kita kurangi jadi minoritas saja," ujarnya.
Meski demikian, Musyanif mengaku akan mengupayakan pendanaan eksternal guna merealisasikan skema investasi yang direncanakan. Namun saat ini perseroan belum dapat memberitahukan apakah pinjaman dapat diperoleh.
"Ya bisa saja kita cari pinjaman, sekarang belum. Nanti deh," ujarnya.
(wep/ang)











































