"Harga saham perdana Borneo ditetapkan sebesar Rp 1.170 per saham," ujar sumber detikFinance, Kamis (11/11/2010).
Borneo akan melepaskan 3.317.500.000 lembar saham kepada publik, atau 20% dari total saham yang akan dicatatkan. Itu berarti total dana yang akan diperoleh perseroan sebesar Rp 3,881 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain saham yang ditawarkan tersebut, perseroan pun akan mencatat 13.270.000.000 lembar sahamnya atas nama pendiri perusahaan. Saham ini tidak akan dijual maksimum dalam jangka waktu 8 bulan.
Hasil penawaran saham, setengahnya digunakan untuk membayar utang ke Sinarmas Sekuritas Rp 600 miliar. Pembayaran utang juga dilakukan ke Bank CIMB Niaga Rp 670 miliar, serta RZB Bank sebesar Rp 685 miliar.
Kemudian, 35% dana IPO akan gunakan untuk mendanai program ekspansi kapasitas produksi batubara, termasuk pengeluaran modal, biaya pengembangan sarana dan prasarana pertambangan batubara. Sisamya 13% guna pengembangan sumber daya batubara dan modal kerja anak usaha.
Perseroan diperkirakan akan memperoleh izin efektif pada 15 November 2010, masa penawaran akan dilakukan pada 18-22 November 2010, saham perseroan rencananya akan dicatatkan di BEI pada 26 November 2010.
Per Juni 2010, aset Lumbung Energi mencapai Rp 4,9 triliun atau naik dari periode sebelumnya Rp 4,3 triliun. Pada semester I-2010 perseroan memperoleh laba bersih Rp 20,6 miliar, naik dari periode yang sama tahun lalu di mana perseroan mengalami kerugian Rp 99,7 miliar. Pendapatan Borneo pun tercatat Rp 1,07 triliun, dengan laba usaha Rp 350,9 miliar.
Struktur kepemilikan perseroan, 99,99% atau 13,27 lembar saham masih dimiliki oleh PT Republik Energi & Metal, dan sisanya milik PT Muara Kencana Abadi. Dengan masuknya saham publik 20%, maka kepemilikan Republik Energi & Metal terdilusi menjadi 79,99%.
(dro/qom)