Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG sempat naik 12,290 poin (0,35%) ke level 3.508,459. Indeks kembali menembus level 3.500 bersamaan dengan rupiah yang terus menguat.
Namun penguatan itu tidak bertahan lama, hanya dalam waktu kurang dari satu jam setelah pembukaan indeks langsung masuk zona merah. Investor mulai memanfaatkan tingginya harga saham untuk melakukan aksi ambil untung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pagi tadi, indeks sempat menyentuh level tertingginya di 3.521,633 sebelum akhirnya terkena aksi profit taking dan meluncur tajam ke zona merah. Posisi terendahnya hari ini sempat menyentuh level 3.476,680.
Aksi profit taking marak terjadi di saham-saham berbasis komoditas dan konsumer. Wajar saja, saham-saham tersebut sudah menguat dengan signifikan pada perdagangan hari-hari sebelumnya.
Hampir seluruh sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah, pelemahan terbanyak diderita oleh sektor konsumer. Sementara sektor aneka industri, finansial, perdagangan dan manufaktur masih bisa mencetak kenaikan.
Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 35.770 kali pada volume 1,097 miliar lembar saham senilai Rp 1,583 triliun. Sebanyak 74 saham naik, 116 saham turun dan 72 saham stagnan.
Bursa regional bergerak mixed setelah pagi tadi menguat secara signifikan. Bursa Hong Kong dan Singapura berbalik arah ke teritori negatif.
Berikut kondisi bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
- Indeks Hang Seng melemah 110,46 poin (0,46%) ke level 23.798,50.
- Indeks Nikkei-225 naik 74,70 poin (0,71%) ke level 10.618,22.
- Indeks Straits Times turun tipis 4,36 poin (0,14%) ke level 3.206,76.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam katagori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 600 ke Rp 25.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 350 ke Rp 36.350, Unilever (UNVR) turun Rp 300 ke Rp 15.450, dan London Sumatera (LSIP) turun Rp 200 ke Rp 11.600.
(ang/qom)