Demikian disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Eddy Sugito dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance, Jumat (29/4/2011).
"Alasan utamanya likuiditas yang sangat rendah dan minimnya jumlah pemegang saham publik pasca take over dan tender offer oleh Carrefour," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain alasan likuiditas yang rendah, keputusan go private juga karena sang induk usaha sendiri sudah menjadi perusahaan terbuka di Bursa Eropa.
Atas rencana mereka, BEI pun menghentikan sementara (suspensi) perdagangan sahamnya. "Sehubungan dengan adanya rencana Alfa Retailindo melakukan go private, maka Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efeknya," kata Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa Umi Kulsum kemarin.
Penghentian perdagangan saham ini akan diberlakukan sampai pada pengumuman lebih lanjut dari otoritas pasar modal. BEI menyatakan, manajemen ALFA telah menyampaikan penjelasan kepada otoritas pasar modal termasuk Bapepam-LK.
Hingga akhir tahun lalu, ALFA memiliki 16 hypermarket di bawah nama Carrefour. 12 supermarket dengan nama Carrefour Express dan tiga supermarket bernama Carrefour Market di seluruh Indonesia.
(wep/ang)