Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyambut data pertumbuhan ekonomi RI dengan positif 1 poin atau bisa dibilang stagnan. Laju penguatan sedikit terhambat akibat profit taking saham-saham bank.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di Rp 8.570 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.545 per dolar.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka turun tipis 10,573 poin (0,28%) ke level 3.804,355. Secara teknikal IHSG masih berada di area jenuh beli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham-saham bank masih menjadi biang keladi melemahnya bursa akibat terkena aksi ambil untung. Sementara saham-saham tambang sejak kemarin hingga hari ini berjuang untuk membawa indeks ke jalur hjau dengan penguatan yang signifikan.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah tipis 11,216 poin (0,30%) ke level 3.803,712. Laju penurunan IHSG sedikit melambat setelah merespons data pertumbuhan ekonomi RI.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kuartal I-2011 tumbuh 6,5%. Pada periode kuartal I-2011 pertumbuhan didorong utamanya oleh sektor pertanian akibat panen raya.
Penurunan IHSG semakin sore semakin melambat. Aksi ambil untung tak lagi sederas pagi tadi. Beberapa investor mulai kembali mengakumulasi saham.
IHSG sempat menguat ke zona hijau saat pembukaan perdagangan sesi II, menanjak hingga 3.817,471. Namun penguatan itu tak bertahan lama, indeks kembali melemah tipis.
Mengakhiri perdagangan, Kamis (5/5/2011), IHSG ditutup naik tipis 1,344 poin (0,03%) ke level 3.816,272. Sementara Indeks LQ 45 justru turun tipis 0,693 poin (0,11%) ke level 680,888.
Perburuan saham-saham komoditas, terutama tambang, membuahkan hasil. Aksi beli di menit-menit terakhir mengangkat IHSG ke zona hijau.
Sektor finansial dan aneka industri masih menjadi pemberat IHSG sehingga laju penguatannya hanya bisa tipis. Koreksi terbanyak diderita sektor finansial atas koreksi di saham-saham bank.
Transaksi investor asing kembali tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 134,363 miliar di seluruh pasar.
Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 162.779 kali pada volume 8,237 miliar lembar saham senilai Rp 5,935 triliun. Sebanyak 122 saham naik, 117 saham turun, dan 90 saham stagnan.
Bursa China mampu cetak poin di tengah pelemahan bursa-bursa Asia. Kekhawatiran akan pengetatan kebijakn ekonomi China mulai pudar.
Berikut kondisi bursa-bursa di regional di sore ini:
- Indeks Komposit Shanghai naik tipis 7,36 poin (0,26%) ke level 2.873,38. Â
- Indeks Hang Seng melemah tipis 55,83 poin (0,24%) ke level 23.259,41. Â
- Indeks Straits Times turun 12,45 poin (0,40%) ke level 3.101,31. Â
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Tembaga Mulia (TMBS) naik Rp 1.000 ke Rp 6.050, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 650 ke Rp 47.700, Lionmesh (LMSH) naik Rp 600 ke Rp 4.600, dan Indocement (INTP) naik Rp 450 ke Rp 17.050.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Petrosea (PTRO) turun Rp 3.500 ke Rp 34.000, Indospring (INDS) turun Rp 550 ke Rp 11.450, Sorini (SOBI) turun Rp 275 ke Rp 3.225, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 250 ke Rp 22.100.











































