EU ETS adalah suatu kebijakan Uni Eropa untuk memerangi perubahan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Setiap operator pesawat harus memantau emisi CO2 untuk setiap penerbangan yang dari dan ke Eropa. Maskapai penerbangan harus membayar setiap emisi CO2 yang dipakai. Emisi dihitung dengan rumus: konsumsi bahan bakar (t) x faktor emisi.
"Costnya akan naik. Estimate 5 persen dari harga tiket. Karena mau nggak mau konsumen yang akan dibebani," ujar Presiden dan CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar usai acara IATA di Sands Expo Convention Centre, Singapura, Selasa (7/6/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini akan menguntungkan transit port. Kalau terbang direct Jakarta-Eropa itu diambil," katanya.
Saat ditanyakan mengenai akan adanya penambahan penerbangan Garuda ke Eropa, Emir membenarkan. Namun penambahan yang dimaksud bisa bermacam-macam.
"Plan kita memang ke situ. Bisa kita terbang langsung Jakarta-London atau kita nggak perlu langsung. Aliansi (maskapai yang satu aliansi) nanti yang melanjutkan. Yang penting penumpang bisa dapatkan network luas," jelasnya.
Meski dilanjutkan dengan aliansi, Garuda tetap akan dikenakan EU ETS tersebut. "Tetap saja konsumen kita yang akan bayar mahal," ungkapnya.
(gus/ang)