"Market memang naik turun, jadi pending," ungkap Direktur Utama Bahana Securities, Eko Yuliantoro, di Pasific Place, SCBD, Jakarta, Senin (12/9/2011).
Beberapa calon emiten yang difasilitasi Bahana, menargetkan pendanaan dari publik cukup besar. Sehingga butuh strategi distribusi saham perdana ke investor asing. Saat investor asing tengah kondolidasi akibat krisis global yang belum mereda, sangat berisiko untuk menjajakan saham perdana tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, ia mengaku pasar modal Indonesia masih relatif baik. Jika terjadi penurunan, persentasenya relatif tidak setajam bursa-bursa lain di dunia.
"Pasar relaif baik, tapi market kan terintegrasi," tegasnya. Penundanaan besar kemungkinan dilakukan hingga awal tahun depan, hingga pergerakan pasar saham relatif stabil.
"Prinsipnya, the sooner the better," imbuhnya.
Bahana praktis baru memfasilitasi satu emiten untuk menjadi perusahaan publik. Yakni PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang telah listing di Februari lalu.
Sementara satu calon emiten lain yang siap IPO dengan Bahana sebagai penjamin emisi adalah PT Cardig Aero Services. Perusahaan jasa penanganan pesawat terbang (ground handling) ini akan menjadi tamu baru di Oktober 2011.
Porsi saham yang dilepas ke publik sekitar 15%, atau setara dengan 313,03 juta lembar saham. Hasil dana IPO digunakan perseroan untuk membayar utang, dan ekspansi serta modal kerja.
(wep/ang)











































