Demikian disampaikan Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD Jakarta, Kamis (29/9/2011).
Alasan dana kelolaan yang minim, lanjut Abi, karena kurangnya sosialisasi atau edukasi ke masyarakat. Khususnya bagi mereka yang buta akan dunia investasi. Satu faktor yang juga jadi penyebab minumnya AUM reksa dana syariah adalah kurangnya unit penyertaan (underlying).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan, jenis reksa dana ini sangat minim. Jauh dibandingkan dana kelolaan reksa dana saham yang mencapai Rp 58,28 triliun. Investasi dengan unit penyertaan saham ini telah meningkat 27,62% (YTD), dari posisi akhir 2010 Rp 45,66 triliun.
Sementara reksa dana campuran memiliki AUM Rp 32,94 triliun hingga Agustus 2011. Dana kelolaan reksa dana ini tumbuh 49,82% dari posisi akhir 2010, Rp 21,98 triliun. Selanjutnya, reksa dana saham tercatat mencapai Rp 58,28 triliun per Agustus, naik 27,62% dari akhir tahun lalu, Rp 45,66 triliun.
Jenis reksa dana lain, pendapatan tetap mencatat kenaikan 28,23% (YTD) menjadi Rp 34,97 triliun. Untuk reksa dana pasar uang hingga Agustus mencatat dana kelolaan Rp 8,045 triliun, naik (YTD) 4,19% dari sebelumnya Rp 7,72 triliun. Terakhir reksa dana terproteksi yang mencapai Rp 42,236 triliun.
Untuk ETF-Equity fund mencapai Rp 27,25 miliar hingga Agustus. Sedangkan investasi EFT-Fixed Income Fund mencapai Rp 436,63 miliar.
(wep/ang)











































