Kondisi ekonomi global, yang krisis tidak menciutkan keinginan Syailendra dalam penyerapan saham ABM. Situasi ini justru dijadikan peluang emas perseroan bersama investor asing yang mereka ajak kerja sama.
"Situasi pasar saham global yang sedang bergejolak ini justru memberi kami peluang emas untuk bisa membeli saham dengan kualitas sangat baik dalam jumlah besar, dengan valuasi yang rendah," kata Presiden Direktur Syailendra Capital Jos Parengkuan dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Minggu (4/12/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Syailendra juga sedang melakukan pembicaraan intensif dengan SWF dari negara lain," ungkapnya.
Bagi Syailendra, valuasi harga saham perdana ABM investama tergolong rendah. IPO ABM ditawarkan pada kisaran Price Earning Ratio (PER) 9 kali, dengan potensi pertumbuhan laba 40% per tahun hingga 2015.
ABM Investama memiliki kesamaan bisnis dengan PT United Tractor Tbk (UNTR). Dan, PER anak usaha Astra Grup ini berada di level 15 kali. "Baik dari sisi model bisnis yang terintegrasi, rekam jejak yang solid, profesionalisme, maupun good corporate governance," tuturnya.
Jos menambahkan, masuknya SWF Asia dalam konsorsium pembelian saham perdana ABM, mencerminkan kepercayaan investor asing atas ekonomi Indonesia. "Ini merupakan investasi pertama mereka di Indonesia, dan kami sangat bangga Syailendra Capital diberi kepercayaan untuk mengelola dana mereka dalam jumlah yang sangat besar," tegas Jos.
Seperti diketahui, ABM Investama tengah menyelesaikan penawaran saham perdananya. Perseroan akan melepas 20% sahamnya ke publik dengan total 550,6 juta lembar. Harga penawaran Rp 3.750 per lembar, dengan target dana Rp 2,1 triliun.
Hasil IPO, sebanyak 67% dana digunakan untuk pembiayaan ekspansi anak usaha. Sebanyak 27% untuk pembiayaan utang, dan sisanya untuk modal kerja.
Para penjamin emisi dalam aksi korporasi ini adalah PT Macquarie Capital Securities Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan Morgan Stanley&Co International Plc bertindak sebagai global coordinator.
ABM Investama, adalah perusahaan milik keluarga AHK Hamami. ABM bergerak di bidang jasa dan produksi pertambangan dengan lini usaha utama mining contracting, power supply, dan tambang batu bara.
Melalui anak perusahaannya, ABM memiliki tambang batubara di Aceh dan Kalimantan Selatan dengan total cadangan 561 juta ton. Sementara mineable reserves yang telah mendapatkan sertifikasi JORC (Joint Ore Reserves Committee) mencapai 221 juta ton.
ABM juga menjadi induk usaha dari PT Trakindo Utama, dan selaku distributor tunggal seluruh alat berat dan genset Caterpillar sejak tahun 1970.
(wep/wep)