"Obligasinya tidak jadi karena kan kami sudah dapat dari BORN waktu otu," kata Direktur Utama BNBR Bobby Gafur, di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (6/12/2011).
Bobby menambahkan, obligasi tetap diterbitkan namun bakal terlaksana di 2012. Perseroan akan merevaluasi nilai obligasi tersebut, dan disesuaikan dengan kebutuhan dana BNBR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pertengahan tahun ini, BNBR berniat menerbitkan surat utang berdenominasi rupiah. Obligasi Rp 1 triliun itu, tadinya digunakan untuk membiayai kembali (refinancing) utang US$ 600 juta kepada Credit Suisse yang akan jatuh tempo di Maret 2012.
Selain menerbitkan obligasi, awalnya BNBR juga melanjutkan debt to asset settlement untuk menutupi medium structured notes (MSN) yang masih tersisa. Hingga semester I-2011 perseroan telah menyelesaikan debt to asset settlement Rp 1,2 triliun dari total Rp 3,2 triliun.
"Sisanya akan kami settlement pada triwulan III ini dengan satu pihak. Aset-aset itu terbagi dalam beberapa anak usaha perseroan. Macam-macam ada Bakrie Telecom, Bakrie Sumatera Plantation, dan lainnya. Tiap kreditur punya yang beda-beda," terang Direktur Keuangan BNBR Eddy Soeparno kala itu.
(wep/ang)











































