Pemeringkatan lima perusahaan dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). "Dari Januari hingga saat ini kami sudah dapatkan lima issuer dengan total nilai obligasi mencapai Rp 10 triliun," jelas Direktur Utama Pefindo Ronald Tauviek A. Kasim di kantornya, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2012).
Meski tidak merinci identitas lima perusahaan tersebut, Ronald menambahkan, mayoritas mereka bergerak di sektor financial. Meskipun ada juga perusahaan bidang consumer goods.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Naiknya emisi obligasi, seperti sudah banyak disampaikan, terdapat surat utang jatuh tempo sekitar Rp 20 triliun-Rp 25 triliun.
"Suku bunga di Indonesia trennya menurun. Ini akan memberikan dampak positif kepada perusahaan yang mau menerbitkan obligasi," tuturnya.
Dari Hasil Peringkat, Pefindo Raih Laba Rp 9,25 Miliar
Pefindo juga mencatat pendapatan usaha Rp 37,84 miliar naik 26% dibandingkan tahun sebelumnya 29,99 miliar. Pendapatan usaha ini terbagi dua yaitu pendapatan jasa pemeringkatan sebesar Rp 36,6 miliar, juga pendapatan jasa valuasi saham sebesar Rp 1,14 miliar.
Beban usaha juga ikut naik 16% dari Rp 22,804 miliar menjadi Rp 26,453 miliar. Dengan ini laba bersih Pefindo meraih laba Rp 9,25 miliar.
"Karena beban usahanya kenaikannya tidak setinggi pendapatan usaha, ini menyebabkan laba bersih kami di 2011 lalu menjadi Rp 9,254 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 7,642 miliar," ucapnya.
Tahun lalu, Pefindo melakukan pemeringkatan obligasi menjadi 91% dari total obligasi yang dikeluarkan tahun lalu. Jumlah terhadap pemeringkatan atas perusahaan pun meningkat menjadi 47 perusahaan dari tahun lalu yang mencapai 24.
Pefindo telah melakukan valuasi saham terhadap 40 perusahaan serta melakukan pemeringkatan atas dua Pemerintah Daerah. "Pemda yang sudah mendapatkan rating dari kami adalah Balikpapan dan Makasar," ungkapnya.
(wep/ang)











































