Berpotensi Naik Dua Kali Lipat, Saham ALTO Berhenti Diperdagangkan

Berpotensi Naik Dua Kali Lipat, Saham ALTO Berhenti Diperdagangkan

- detikFinance
Selasa, 10 Jul 2012 16:40 WIB
Jakarta - Saham perusahaan air kemasaran merek ALTO, PT Tri Banyan Tirta Tbk hingga penutupan perdagangan, Selasa (10/7/2012) masih berada di posisi batas atas auto rejection, Rp 315 per lembar naik 50% dibandingkan harga perdana Rp 210 per lembar.

Peningkatan ALTO yang menembus auto reject tidak membutuhkan waktu lama. Tidak sampai 30 menit perdagangan yang dimulai 9.30 waktu JATS ini, saham ALTO langsung berada di level tertinggi, Rp 315 per lembar.

Di awal perdagangan, saham ALTO telah ditransaksikan sebanyak 9.690 lot senilai Rp 1,45 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data perdagangan BEI mencatat sepanjang perdagangan hari Selasa ini, saham ALTO telah bertransaksi sebanyak 23.383 lot dengan total nilai Rp 3,603 miliar. Transaksi tergolong rendah, tidak banyak pemindahan kepemilikan saham perusahaan air kemasan ini.

Managing Director PT Valbury Asia Securities Johanes Soetikno, selaku penjamin pelaksana IPO ALTO menerangkan, minat investor sangat tinggi pada pasar skunder. Masuk sebagai saham di sektor consumer, ALTO menjadi komoditi yang layak untuk dimiliki investor.

"Consumer goods, khususnya air dibutuhkan semua orang. Potensi pertumbuhannya cukup tinggi. Kalau mau lihat historis, dulu ada Aqua yang bisa memberikan capital gain luar biasa," katanya di Jakarta.

Ia bahkan memprediksi harga wajar saham ALTO berada di posisi Rp 500 per lembar. Hingga potensi kenaikan harga saham ALTO masih bisa terjadi kemudian hari. "Kalau peminatnya seperti sekarang ke depan likuiditas sahamnya masih bagus. Harga wajar akan terbentuk nanti. Mungkin bisa dekat-dekat ke Rp 500," katanya.

Sepanjang penawaran perdana, saham ALTO banyak diserap investor domestik. Khusus asing, investor asal Dubai, Singapura, Hong Kong, dan Perancis yang banyak menyerap saham.

"Tidak ada anchor investor, rata-rata besar investasinya kurang lebih sama," pungkas Johanes.

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads