"Kita sedang evaluasi untuk kedua saham itu," kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito di kantornya, Jakarta, Selasa (24/7/2012).
Manajemen BEI terus mengkaji segala kemungkinan atas putusan dua emiten nakal ini. Delisting secara paksa juga bukan hal yang baru karena BEI selalu melakukan desliting untuk menyehatkan industri pasar modal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen telah berkomunikasi dengan beberapa emiten yang belum memenuhi kewajibannya. Dari emiten tersebut, dua emiten DAVO dan RINA yang paling tidak menunjukkan itikad baik.
Davomas sebelumnya terkena denda dan diperpanjang periode suspensinya karena belum memberikan laporan keuangan tahunan 2011. DAVO bahkan sulit dihubungi BEI untuk mengetahui kelanjutan perusahaan.
"Kita sudah kontak, tapi tidak bisa," waktu itu.
Sedangkan RINA, sejak 2010 mulai ramai diperbincangkan karena dugaan manajemen yang seluruhnya ekspatriat asal Malaysia, menyelewengkan perolehan dana IPO, penggelembungan aset serta memanipulasi laporan keuangan auditan 2009.
Kabar terkini manajemen Katarina mengganti nama dan logo perseroan menjadi PT Renewable Power Indonesia Tbk (RPG), juga mengganti seluruh komisaris dan direksi perseroan. Penggantian tidak diikuti pelepasan tanggung jawab atau acquit de charge direksi dan komisaris lama yang sudah mengundurkan diri.
(wep/ang)











































