Selamat Sempurna Siap Lunasi Utang Obligasi
Kamis, 09 Sep 2004 18:17 WIB
Jakarta - PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), yang bergerak pada bidang usaha industri komponen, siap melunasi utang obligasi sebesar Rp 100 miliar yang akan jatuh tempo pada Juli 2005. Dana pembayaran itu berasal dari kas internal perusahaan seperti cash flow dan laba bersih."Kita siap melunasi utang obligasi yang jatuh tempo tahun depan dari dana internal perusahaan tanpa harus menerbitkan obligasi lagi atau pinjaman ke bank," kata Direktur SMSM, Ang Andri Pribadi, dalam paparan publik yang berlangsung di gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ), Kamis (9/9/2004).Obligasi Selamat Sempurna I tahun 2000 dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (BES) dengan jangka waktu lima tahun saat ini mendapat peringkat id A (single A stable outlook) dari Pefindo. Dana obligasi itu, menurut Andi, digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi.SMSM memproduksi dua jenis komponen mesin yaitu radiator seperti copperbrass dan aluminium, serta filter seperti oli, bahan bakar dan udara. Saat ini 70 persen produksi SMSM untuk kebutuhan ekspor dan 30 persen pasar lokal, dimana untuk pasar domestik perseroan menguasai 50 persen dari pangsa pasar radiator dan filter. "Ke depan kita akan lebih meningkatkan pasar ekspor karena pasar internasional peluangnya sangat besar," kata Andi.Hingga akhir tahun 2004, perseroan menargetkan penjualan sebesar Rp 680,400 miliar, naik 6,7 persen dibanding tahun 2003 yang sebesar Rp 637,589 miliar. Sedangkan laba bersih akhir tahun diharapkan mencapai Rp 50,466 miliar, naik 5,4 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp 47,898 miliar.Sementara, hingga semester pertama 2004, penjualan yang telah diperoleh sebesar Rp 344,922 miliar dengan laba bersih Rp 27,528 miliar. Untuk tahun 2005, perseroan menargetkan penjualan Rp 709,673 miliar, naik 4,3 persendibanding proyeksi tahun 2004. Adapun target laba bersih tahun 2005 diharapkan mencapai Rp 58,182 miliar atau naik 15,3 persen dibandingkan perkiraan target tahun 2004.Andi menjelaskan, untuk proyeksi hingga akhir tahun 2004 dan tahun 2005 perseroan menggunakan asumsi kurs rupiah di level Rp 9.000 per dolar AS. Selain itu, perseroan juga menggunakan histori penjualan periode-periode sebelumnya.
(ani/)