Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG naik 8,716 poin (0,18%) ke level 4.887,359 terkena euforia Jokowi Effect. Indeks sudah naik tinggi sehingga terjadi aksi ambil untung dan membuat indeks jatuh ke zona merah.
Indeks sempat naik tipis awal perdagangan, namun posisi indeks yang sudah tinggi langsung dimanfaatkan untuk aksi ambil untung. Indeks pun terjerambab sampai di posisi terendahnya di 4.845,780.
Aksi beli asing mulai terasa menjelang penutupan perdagangan sesi pagi. Dana asing yang masuk ke lantai bursa langsung mengantarkan indeks menembus 4.903,497.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (17/3/2014), IHSG naik 10,436 poin (0,21%) ke level 4.889,079. Sementara Indeks LQ45 turun 1,137 poin (0,14%) ke level 829,531.
Aksi beli terjadi di saham-saham unggulan dan lapis dua. Tapi masih ada saham yang kena aksi ambil untung di sektor konsumer, infrastruktur, dan perbankan membuat penguatan IHSG jadi terbatas.
Perdagangan hari ini berjalan sangat ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 186.722 kali pada volume 4,542 miliar lembar saham senilai Rp 6,591 triliun. Sebanyak 168 saham naik, 114 saham turun, dan 84 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia rata-rata masih merah hingga siang ini gara-gara tertekan sentimen negatif pasar global. Bursa saham Singapura menemani BEI di zona hijau.
Berikut kondisi bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
- Indeks Komposit Shanghai naik 9,49 poin (0,47%) ke level 2.013,83.
- Indeks Hang Seng melemah 72,14 poin (0,33%) ke level 21.467,35.
- Indeks Nikkei 225 berkurang 38,33 poin 0,27%) ke level 14.289,33.
- Indeks Straits Times naik 6,55 poin (0,21%) ke level 3.080,27.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 850 ke Rp 30.025, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 475 ke Rp 48.525, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 350 ke Rp 69.250, dan BRI (BBRI) turun Rp 325 ke Rp 9.975.
(ang/dnl)











































