Investor 'H2C' Siapa Calon Pendamping Jokowi di Pilpres Juli

Investor 'H2C' Siapa Calon Pendamping Jokowi di Pilpres Juli

- detikFinance
Jumat, 11 Apr 2014 11:02 WIB
Jakarta - Investor menanggapi negatif hasil penghitungan cepat alias quick count Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif pada perdagangan kemarin. Ternyata pelaku pasar 'harap-harap cemas' alias H2C menanti pendamping Jokowi di Pemilu Presiden Juli mendatang.

Menurut hasil riset Daewoo Securities, hasil perhitungan cepat yang menyatakan PDIP mendapat 19,2% suara telah mengecewakan pasar yang berharap kemenangan PDIP bias lebih dari 25%.

Atas kekecewaan ini IHSG ditutup pada level 4,765.7 (-3.17%) pada perdagangan kemarin dengan asing mencatatkan penjualan bersih Rp 1,55 triliun.

Koreksi pasar kemarin itu bertolak belakang dengan optimisme pasar (IHSG melonjak 3,22%) di hari pendeklarasian Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Meskipun perhitungan resmi hasil pemilhan legislatif baru akan dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum pada Mei 2014, hasil penghitungan cepat memberikan sinyal bahwa PDIP harus menjalin koalisi dengan partai lain agar calon presiden yang diusung dapat ikut dalam pemilihan presiden.

Koalisi yang akan dibentuk tentu mengurangi keleluasaan PDIP dalam menentukan calon wakil presiden pendamping Jokowi. Koalisi yang akan dibentuk oleh PDIP diharapkan dapat mendukung pemerintahan bila Jokowi kelak terpilih sebagai Presiden RI.

"Dalam pandangan kami, keputusan koalisi dan sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi merupakan hal yang sangat dinanti oleh pasar," kata Daewoo Securities dalam risetnya, Jumat (11/4/2014).

"Kami mencatat bahwa selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, kebijakan yang diambil Jokowi menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan rakyat, perbaikan infrastruktur, dan perhatian kepada usaha kecil dan mikro," tambahnya.

Terkait dengan koalisi, Daewoo Securities memprediksi PDIP akan mempertimbangkan berkoalisi dengan partai nasionalis, terbuka kemungkinan koalisi dilakukan dengan Nasdem yang mempunyai platform partai yang hampir mirip.

"Oleh karena itu menurut kami kekecewaan pasar terhadap hasil perhitungan cepat sangat berlebihan, walaupun PDIP harus berkoalisi, menurut kami tidak akan menjadi persoalan karena bagaimanapun PDIP juga harus berkoalisi di parlemen sehingga dapat mendukung pemerintahan. Dan menurut kami PDIP pasti akan menduetkan Jokowi dengan orang yang tepat, yang mempunyai karakteristik yang melengkapi," ujarnya.

Daewoo Securities melihat koreksi yang terjadi kemarin dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mulai melakukan akumulasi beli saham, terutama saham-saham berkapitalisasi besar.

(ang/dnl)

Hide Ads