"Pelemahan rupiah ini agak berbeda, karena terjadi secara regional, artinya semua mata uang di wilayah regional mengalami pelemahan," ucap Direktur Eksekutif Bank Indonesia Tirta Segara ditemui di Gedung DPR, Rabu (18/6/2014).
Tirta mengatakan, penyebab pertama jatuhnya mata uang garuda karena hasil pertemuan The Fed yang mengeluarkan data-data lebih baik sehingga tapering akan berjalan lebih cepat, suku bunga AS pun akan lebih naik cepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama, rupiah sekarang kembali menguat di bawah Rp 12.000 per dolar AS, ini tergantung suplai demain valuta asing," tutupnya.
(rrd/ang)