Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan, penandatanganan pelunasan utang dengan ECA dan CL tersebut merupakan komitmen perseroan untuk memenuhi seluruh kewajiban kepada kreditur sesuai komitmen yang tertuang dalam perjanjian.
βSeiring dengan pertumbuhan kinerja Garuda Indonesia yang didukung program transformasi dan ekspansi perseroan yang tertuang dalam program Quantum Leap 2011-2015, Garuda Indonesia dapat memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan memenuhi seluruh komitmennya kepada pihak kreditur,β sebut Emir dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Pinjaman sindikasi ECA dan CL tersebut dialokasikan untuk pengadaan 6 unit pesawat A330-300 pada 1996. Dengan dilaksanakannya percepatan pembayaran utang, maka Garuda Indonesia memperoleh hak kepemilikan atas pesawat-pesawat itu, yang selama ini menjadi underlying asset atas pinjaman tersebut. Perseroan juga tidak lagi terikat dengan kovenan dari ECA dan CL.
Sejalan dengan program Quantum Leap, Garuda Indonesia menjadikan tahun 2011-2015 sebagai tahun ekspansi perusahaan seiring dengan investasi pengembangan armada dan proses pengembangan Citilink sebagai low cost carrier yang beroperasi secara mandiri. Melalui program pengembangan tersebut, pada 2015 Garuda Indonesia akan mengoperasikan sebanyak 194 pesawat dengan usia rata-rata pesawat 4,8 tahun.
Garuda Indonesia juga akan mengangkut sebanyak 45,4 juta penumpang dari saat ini 25 juta penumpang. Frekuensi penerbangan juga meningkat menjadi 1.100 per hari, dari sekitar 534 per hari saat ini.
Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 140 pesawat terdiri dari Boeing 777-300ER, Airbus A330-200/300, Boeing 737-800NG, Bombardier CRJ1000 NextGen, dan ATR72-600 dengan usia rata-rata pesawat 5 tahun. Tahun ini Garuda Indonesia akan mendatangkan 27 armada baru terdiri dari 2 pesawat Boeing 777-300, 4 pesawat Airbus A330, 12 pesawat Boeing 737-800NG, 3 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen, dan 6 pesawat ATR 72-600.
(drk/hds)











































