Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Senilai Rp 9,9 Triliun

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Senilai Rp 9,9 Triliun

- detikFinance
Senin, 25 Agu 2014 08:50 WIB
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas saat ini tengah menangani 5 perusahaan yang bakal melantai di bursa saham melalui Initial Public Offering (IPO) senilai total Rp 9,9 triliun. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain bergerak di sektor transportasi, chemical, telekomunikasi, dan keuangan.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto mengatakan, pihaknya berusaha mempertahankan pangsa pasar penjaminan emisi, di mana hingga Desember 2014 sudah mengantongi beberapa deals.

"Rencana di semester 2. Untuk saham on going 5 transaksi saham, antara lain transportasi, chemical, telco dan keuangan. Total size sekitar Rp 9,9 triliun," ujar Abi kepada detikFinance, Senin (25/8/2014).

Selain saham, Abi menyebutkan, pihaknya juga tengah menggarap beberapa proyek sebagai penjamin emisi untuk penerbitan 7 surat utang senilai total Rp 6,2 triliun.

Surat utang tersebut terbagi atas 4 obligasi dari sektor infrastruktur, konstruksi, keuangan, dan ritel dengan nilai Rp 3,95 triliun dan 3 Medium Term Notes (MTN) senilai Rp 2,25 triliun. MTN ini akan diterbitkan oleh perusahaan di sektor properti dan telekomunikasi.

Hingga saat ini, Abi menyebutkan, pencapaian Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi sudah menangani 3 IPO yaitu Wika Beton, Garuda Indonesia, dan Telkom dengan total issuance Rp 5,3 triliun.

"Porsi Mansek untuk IPO WTON sebesar Rp 360 miliar," ujar dia.

Sementara itu, Mandiri Sekuritas juga telah menangani 20 surat utang, terdiri dari 14 obligasi yaitu MAP, TAFS, FIF, STT, Ciputra Residence, Sarana Multi Infrastruktur, MTF, APLN, Bank UOB, INDF, TAXI, Pupuk Indonesia, Pegadaian, dan BII. Penerbitan surat utang itu mencapai Rp 14 triliun. "Porsi Mansek Rp 4,5 triliun," katanya.

Sedangkan penerbitan MTN, Mandiri Sekuritas telah menangani 6 MTN. Rinciannya INTI 3 penerbitan, PT PP, Perum Perumnas, dan Wika Realty.

"Total issuance dan porsi Mansek Rp 5,5 triliun," kata Abi.

(drk/ang)

Hide Ads