Ekonom BCA David Sumual menilai, penguatan dolar AS yang menyebabkan rupiah melemah terjadi akibat banyaknya masyarakat Indonesia yang masih gemar melakukan transaksi di dalam negeri menggunakan mata uang dolar.
"Ini terkait perilaku masyarakat kita yang masih banyak menggunakan dolar dalam transaksinya," kata David kepada detikFinance, Jumat (19/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang saja kita lihat masih banyak yang pakai dolar, kayak di pariwisata, sekolah internasional, di wilayah perbatasan, pelabuhan, ini mempengaruhi permintaan dolar sehingga pengaruh ke rupiah," jelas dia.
Padahal, David mengungkapkan, dalam Undang-Undang (UU) Mata Uang sangat jelas disebutkan pelarangan penggunaan dolar dalam transaksi di dalam negeri.
"Padahal dalam UU mata uang sudah dilarang bertransaksi di dalam negeri menggunakan dolar, harusnya ada sanksi," ucapnya.
Untuk itu, David menambahkan, perlu adanya tindakan dan campur tangan tegas dari pihak berwenang untuk menertibkan hal tersebut.
"Harusnya pola pengawasannya diperketat, ini harus ada campur tangan dari penegak hukum, kepolisian, dan kejaksaan, masa di negeri sendiri rupiah tidak berdaulat," tandasnya.
(drk/ang)