Apakah memang kalau sudah sampai di titik terendah itu saham sebuah perusahaan tidak akan bergerak lagi? Tentu tidak. Buktinya saham dua perusahaan ini.
Mereka adalah PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO). Saham keduanya pernah nongkrong di harga Rp 50 per lembar cukup lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dikutip dari data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/12/2014), saham FREN masuk ke harga 'gocap' pada akhir tahun 2013.
Namun sahamnya bisa kembali menguat setelah bisnis perseroan kembali berjalan baik, hasil merger antara Sinar Mas Telecom dan Mobile-8. Pada perdagangan hari ini harga saham FREN berada di kisaran Rp 94 per lembar, turun tipis 1 poin (1,05%).
Sementara CPRO masuk jadi saham gocap sejak awal 2010, setelah bisnis tambak udangnya mengalami masalah. Sahamnya lama bertahan jadi saham gocap sampai baru-baru ini saja bisa bergerak lagi.
Sampai pada 21 November 2014 sahamnya langsung naik menjadi Rp 67 per lembar. Salah satu pendorongnya adalah rencana restrukturisasi utang yang akan mulai dijalankan. Hari ini sahamnya ada di kisaran Rp 77 per lembar, naik 1 poin (1,32%).
Jadi, bukan tidak mungkin kalau saham-saham gocap ini akhirnya bisa bergerak lagi. Sehingga investor pemegang saham Grup Bakrie masih punya harapan menutupi kerugian investasinya.
Berikut ini beberapa saham Grup Bakrie yang masuk saham 'gocap':
- PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP)
- PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
- PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR)
- PT Darma Henwa Tbk (DEWA)
- PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
(ang/dnl)