Cerita Investor Saham Bakrie, Raib Rp 2,9 Miliar Gara-gara BUMI

Cerita Investor Saham Bakrie, Raib Rp 2,9 Miliar Gara-gara BUMI

- detikFinance
Jumat, 05 Des 2014 07:26 WIB
Foto: dok. Bumi Resources
Jakarta - Kinerja saham perusahaan Grup Bakrie mulai meredup pasca krisis ekonomi global 2008. Tak sedikit investor yang merugi gara-gara taruh uang di saham-saham Grup Bakrie.

Salah satu saham yang mengalami koreksi tajam adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Sahamnya pernah menyentuh harga tertinggin Rp 8.750 per lembar pada 10 Juni 2008, atau sebelum krisis ekonomi.

Pasca krisis, ditambah harga batu bara yang lesu dan utangnya yang menggunung, harga saham BUMI terus menerus kena koreksi. Sampai penutupan perdagangan hari ini saham BUMI berada di level Rp 78 per lembar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu trader di Bursa Efek Indonesia (BEI), Zainal Tahir, mengalami kerugian cukup besar gara-gar investasi di saham-saham perusahaan Bakrie. Beberapa saham yang pernah masuk portofolionya adalah BUMI, PT Energi Meda Persada Tbk (ENRG), dan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY).

"Kalau saham BUMI saya main dari tahun 2007 di harga Rp 4.159 selembar. Pernah mengalami sampai Rp 8.500 selembar, tapi terus kolpas waktu krisis," ujarnya ketika dihubungi detikFinance, Kamis (5/12/2014).

Ia mengaku, sebelum krisis, ia diberi saran oleh analis bahwa saham BUMI masih bisa naik hingga Rp 12.500 selembar karena cadangan batu baranya yang berkualitas bagus dan produksinya yang terus naik.

Untuk itulah ia sampai real menjual harta dan propertinya untuk membeli saham BUMI. Apa mau dikata, ekonomi dunia mengalami krisis pada 2008 sehingga harga saham-saham berjatuhan.

"Terjebak waktu itu kan, harga saham-saham turun. Autoreject tiap hari jadi tidak bisa jual. Waktu itu harganya masih Rp 7.200 selembar. Saya simpan saja berharap bisa naik lagi harganya," katanya.

Zainal tak mau melepas saham BUMI begitu saja karena 80% portofolionya ada di saham perusahaa tambang tersebut. Jika dilepas di harga murah maka ia akan mengalami kerugian yang cukup tinggi.

Gara-gara harga sahamnya yang terus turun, akhirnya saham BUMI miliknya terkena forced sell berkali-kali oleh sekuritas demi menghindari kerugian.

"Akhirnya kena forced sell di Rp 3.000-an, lalu kena forced sell lagi di Rp 1.000, terus di Rp 520 seteleh itu sudah," tambahnya.

Harga saham BUMI sudah hampir tiarap, alias mendekati titik terendah harga saham BEI sebesar Rp 78 per lembar. Banyaknya sentimen negatif yang hinggap membuat saham BUMI sulit bergerak ke atas.

Selain harga batu bara yang masih loyo, koreksi saham BUMI juga dipengaruhi tingkat utang yang mencapai Rp 44 triliun ditambah dengan turunnya peringkat menjadi 'default' alias gagal bayar oleh S&P.

Lihat juga 'Perjalanan Harga Saham BUMI dalam Infografis'.

(ang/ang)

Hide Ads