"Kita perkirakan levelnya di Rp 11.800," kata Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro dalam acara Mandiri Economic Outlook di Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Ia optimistis rupiah akan menguat lantaran prediksi defisit neraca berjalan akan semakin mengecil. Bank berkode BMRI itu memperkirakan defisit neraca berjalan alias current account defisit (CAD) sebesar 2,8% dari GDP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih rendahnya proyeksi defisit neraca berjalan ini terutama didorong oleh kebijakan pemerintah yang berani memangkas subsidi BBM sehingga diperoleh banyak penghematan yang bisa dimanfaatkan untuk banyak pembangunan di sektor produktif.
Hal ini, kata dia akan mengakibatkan harga BBM bersubsidi menjadi lebih tinggi dari sebelumnya yang berimbas pada menurunnya konsumsi akan konsumsi BBM bersubsidi.
Penurunan konsumsi terutama dikarenakan menurunnya praktik penyelundupan BBM yang harganya sudah semakin mendekati harga keekonomian.
"Faktor kenaikan harga BBM dari sisa impor bisa turun US$ 1,2 miliar. Impor bisa berkurang karena konsumsi berkurang. Ini karena sekarang selisihnya sudah sangat rendah jadi konsumsi yang dari penyelundupan itu yang akan berkurang drastis," simpul dia.
(dna/ang)











































