Menutup perdagangan, Rabu (24/12/2014), IHSG melaju 27,915 poin (0,54%) ke level 5.166,983. Sementara Indeks LQ45 tumbuh 4,459 poin (0,50%) ke level 890,861.
Wall Street menutup perdagangan dengan positif pasca Hari Raya Natal. Indeks Dow Jones dan S&P 500 ditutup di rekor baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini IHSG diperkirakan masih bisa melanjutkan penguatan di tengah perdagangan yang sepi. Banyak pelaku pasar yang sudah libur panjang, tapi sebagian masih akan window dressing.
Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 naik 55,04 poin (0,31%) ke level 17.874,00.
- Indeks Straits Times menguat tipis 3,60 poin (0,11%) ke level 3.357,28.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Mandiri Sekuritas
Pasar saham Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Indeks Dow Jones Industrial Avg naik +0,13%, sedangkan indeks S&P500 menguat sebesar +0,33%.
Dari pasar Asia, pergerakan indeks utama regional pagi ini variatif. Indeks Nikkei 225 (Jepang) menguat sebesar +0,27%. Sementara indeks KOSPI Composite di Korea Selatan melemah -0,66%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak mixed. Harga minyak mentah WTI turun -1,25% ke level US$54,73 per barel. Sedangkan harga emas Comex menguat +1,92% ke posisi US$1.196,10.
Dari dalam negeri, jelang akhir tahun, aktivitas perdagangan saham di bursa domestik relatif sepi. Aksi mempercantik portofolio (window dressing) masih akan mewarnai pasar saham, dan pergerakan rupiah.
Analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengungkapkan jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan bergerak menguat dalam kisaran terbatas. IHSG akan bergerak di kisaran support 5.139 dan resistance 5.194.
First Asia Capital
Di tengah tipisnya nilai transaksi yang hanya mencapai Rp3,1 triliun, aksi beli selektif pemodal kembali berlanjut, IHSG pada perdagangan pekan lalu sebelum libur panjang menyambut Natal menguat 27,915 poin (0,54%) di 5166,983 (24/12). Selama sepekan IHSG menguat 0,43% dan rupiah menguat 0,3% di Rp12467 per dolar AS. IHSG pekan lalu cenderung bergerak dalam tren positif seirama dengan tren pasar saham global dan tren pelemahan harga minyak mentah dunia. Sentimen positif dari pasar global pekan lalu terutama dipicu data ekonomi AS yang keluar seperti angka pertumbuhan ekonomi 3Q14 yang mencapai 5% di atas angka awal 3,9% dan lebih tinggi dari 2Q14 sebesar 4,6% dan kebijakan The Fed yang masih mempertahankan kebijakan bunga murah.
Selain ditopang penguatan sejumlah saham big-caps yang sektornya bullish sepanjang tahun ini, penguatan IHSG pekan lalu turut ditopang sejumlah saham lapis dua dan tiga dipicu aksi window dressing menjelang akhir tahun. Sementara Wall Street akhir pekan lalu setelah Christmas holiday melanjutkan tren bullish. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,13% dan 0,33% tutup di 18053,71 dan 2088,77. Sepekan indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 1,4% dan 0,88% ditutup di level tertinggi baru. Indeks DJIA pekan lalu untuk pertama kalinya berada di atas level 18000 sepanjang sejarahnya.
Pasar Wall Street bergerak bullish sejak 2009 lalu. Hal ini sejalan dengan tren penguatan perekonomian negara adidaya tersebut. Hasil FOMC Meeting pertengahan Desember lalu yang masih mempertahankan tingkat bunga rendah dan angka pertumbuhan ekonomi AS yang melampaui ekspektasi menjadi pemicu utama penguatan Wall Street pekan lalu. Di sisi lain harga minyak mentah kembali merosot 2,2% akhir pekan lalu di USD55,84/barel menyusul tren penguatan dolar AS dan naiknya cadangan minyak mentah AS pekan lalu.
Pada perdagangan awal pekan terakhir tahun ini yang tersisa dua hari perdagangan, IHSG berpeluang melanjutkan tren penguatannya terutama ditopang bullish pasar saham global dan redahnya gejolak nilai tukar rupiah atas dolar AS. IHSG akan menguji resisten di kisaran 5185 hingga 5210 dengan topangan aksi beli selektif terhadap saham sektoral seperti infrastruktur, jasa konstruksi dan semen, otomotif, perbankan, dan sejumlah saham lapis dua dan tiga terutama yang bergerak di sektor transportasi karena diuntungkan dengan tren penurunan harga minyak mentah dunia.
(ang/ang)











































