Ada Momentum Positif, IHSG Bisa Menguat

Rekomendasi Saham

Ada Momentum Positif, IHSG Bisa Menguat

- detikFinance
Selasa, 30 Des 2014 08:52 WIB
Ada Momentum Positif, IHSG Bisa Menguat
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin naik 11 poin berkat aksi beli investor domestik. Transaksi berjalan sepi karena sudah banyak pelaku pasar yang berlibur.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (29/12/2014), IHSG ditutup menanjak 11,390 poin (0,22%) ke level 5.178,373. Sementara Indeks LQ45 melaju 1,953 poin (0,22%) ke level 892,815.

Wall Street bergerak tipis menjelang perdagangan terakhir di 2014. Meski demikian S&P 500 bisa meraih rekor baru di tengah sepinya perdagangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones menipis 15,48 poin (0,09%) ke level 18.038,23, Indeks S&P 500 naik tipis 1,8 poin (0,09%) ke level 2.090,57 dan Indeks Komposit Nasdaq bertambah 0,05 poin ke level 4.806,91.

Hari ini IHSG diperkirakan masih bisa melanjutkan penguatan pada perdagangan terakhir 2014. Sentimen positif dari pasar global dan regional bisa mendorong aksi beli.

Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:

  • Indeks Nikkei 225 melemah 137,81 poin (0,78%) ke level 17.592,03.
  • Indeks Straits Times naik tipis 0,03 poin (0,01%) ke level 3.367,72.

Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Mandiri Sekuritas
Pasar saham Amerika Serikat (AS) bergerak flat pada penutupan perdagangan semalam. Indeks Dow Jones Industrial Avg melemah sebesar -0,09%, sedangkan indeks S&P500 menguat sebesar +0,09%.

Dari pasar Asia, pergerakan indeks utama regional pagi ini dibuka melemah. Indeks Nikkei 225 (Jepang) melemah sebesar -0,41%, sedangkan indeks KOSPI Composite (Korea Selatan) turun -0,09%.

Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak mixed. Harga minyak mentah WTI naik +0,24% ke level US$53,74 per barel. Sedangkan harga emas Comex terkoreksi -0,03% ke posisi US$1.182,30 per troy ounce.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan kembali melakukan intervensi lanjutan untuk menjaga nilai tukar rupiah. Bank sentral berasumsi jika nilai tukar rupiah akan berada di level Rp12.500 per dollar AS pada akhir 2014.

Di sisi lain, berdasarkan survey BI, inflasi bulanan hingga pekan ketiga Desember 2014 sudah mencapai 2,1%- 2,2%. BI memperkirakan inflasi hingga akhir tahun ini bisa mencapai 8,2%.

Analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengungkapkan jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan bergerak menguat terbatas. IHSG akan bergerak di kisaran support 5.139 dan resistance 5.206.

Woori Korindo Securities
Meski aksi jual asing masih mendominasi dibandingkan dengan aksi belinya namun, laju IHSG mampu bertahan di zona hijaunya di awal pekan. Di tengah minimnya waktu transaksi di pekan ini, laju IHSG masih dapat menapak di teritori positif. Pergerakan positif ini berbarengan dengan laju Rupiah yang mampu berbalik melemah setelah dalam pekan sebelumnya lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah. Laju IHSG pun sejalan dengan estimasi kami sebelumnya dimana kami tuliskan tampaknya jelang libur Natal dan mungkin jelang akhir tahun 2014, laju IHSG sedang dijaga untuk mempertahankan momentum kenaikannya. Terlihat meski aksi jual asing masih ada dan utang gap terdekat 5113-5127 belum tertutupi namun, laju IHSG tetap menguat. Diharapkan laju kenaikan ini dapat bertahan hingga penutupan akhir tahun. Apalagi IHSG mendapat bantuan dari hijaunya saham-saham perkebunan, konsumer, aneka industri, dan tentunya saham-saham 2nd liner. Adapun transaksi asing tercatat nett sell (dari net sell Rp 2,79 triliun menjadi net sell Rp 84,08 miliar).

Laju nilai tukar Rupiah di awal pekan terlihat mampu berbalik positif. Bahkan berhasil melampaui perkiraan kami sebelumnya dimana Tampaknya mendekati penghujung tahun, laju US$ masih menunjukkan penguatannya seiring dengan maraknya sentimen pemulihan ekonomi AS. Masih adanya imbas dari rilis data-data ekonomi AS yang kian naik membuat sentimen negatif masih akan menyelimuti sehingga waspadai potensi pelemahan lanjutan. Kebetulan juga penguatan ini terjadi seiring berita akan diumumkannya kebijakan baru pemerintah terhadap harga BBM. Meneg Perekonomian mengakui salah satu kebijakan yang segera diumumkan adalah terkait penyesuaian kembali harga BBM bersubsidi dan kemungkinan penerapan subsidi tetap dalam APBN-Perubahan 2015, untuk mengurangi beban belanja akibat tingginya alokasi subsidi energi. Laju Rupiah berada di atas target level resisten 12.462. Penguatan yang terjadi memang belum mengkonfirmasi penguatan lanjutan namun, jika sentimen positif masih dapat bertahan dan diimbangi dengan cenderung sidewaysnya laju US$ maka laju Rupiah berkesempatan melanjutkan kenaikan. Rp 12.443-12.429 (kurs tengah BI).

Awan positif masih menyelimuti bursa saham Asia, terutama bursa saham China yang mayoritas masih dapat bergerak di zona hijau. Kenaikan saham-saham asuransi turut menopang laju positif tersebut seiring kinerja portofolio emiten asuransi tersebut diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan positifnya kinerja indeks saham. Di sisi lain, penguatan juga ditopang oleh sentimen yang sama di mana Pemerintah China bersama PBoC akan melonggarkan kebijakan moneter ketatnya dan mengesampingkan sementara waktu kewajiban untuk pemberi pinjaman (lembaga keuangan) untuk menyisihkan cadangan untuk beberapa deposito.

Laju bursa saham Eropa di awal pekan bergerak variatif cenderung mampu menguat meski tipis dan beberapa diantaranya terlihat melemah. Kembali naiknya harga minyak mentah berimbas pada kembali naiknya saham-saham migas. Sementara sentimen negatif datang dari penyelenggaraan pemilu awal Yunani dimana PM Antonis Samaras kembali gagal mendapatkan dukungan dari parlemen terhadap calon penggantinya yang memiliki pandangan yang sama terhadap perekonomian Yunani ke depannya. Turunnya consumer confidence Italia yang berimbas pada pelemahan indeks MIB sempat menghambat laju indeks saham Eropa.

Turunnya Dallas Fed manufacturing index sempat membuat laju bursa saham AS melemah di awal sesi pada awal pekan ini. Tetapi, dapat diimbangi dengan kembali naiknya harga kontrak minyak mentah yang dipicu imbas meningkatnya ekskalasi geopolitik di Libya. Kenaikan tersebut tentu saja direspon positif sebagian pelaku pasar dimana seham-saham yang berbasis migas mengalami kenaikan.
 
Pada perdagangan Selasa (30/12) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5135-5155 dan resisten 5187-5200. Double shooting star di atas area middle bollinger band (MBB ). MACD kembali mencoba membentuk golden cross meski terbatas dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R mencoba kembali melanjutkan kenaikan. Laju IHSG sempat masuk pada area target resisten (5172-5188) dan juga mampu bertahan di atas target support (5135-5155). IHSG sedang bertaruh dan berada di persimpangan antara kembali melanjutkan kenaikan dan pasrah terkena aksi profit taking. Asumsi jika sentimen dari global dapat lebih positif maka IHSG pun diperkirakan dapat menutup akhir tahun ini di teritori positif.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads