Demikian disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti dikutip detikFinance, Jumat (1/5/2015).
Pencatatan kinerja yang rugi tersebut disebabkan beban usaha perseroan yang naik dari Rp 91,957 miliar menjadi Rp 98,052 miliar di triwulan I-2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun dihadang pelemahan harga CPO dan kondisi cuaca, UNSP tetap optimistis tumbuh di 2015,” ujar Direktur Investor Relations UNSP Andi W. Setianto.
Manajemen UNSP optimistis, kinerja Perseroan akan terus membaik pada tahun ini. Keyakinan ini didukung oleh upaya-upaya peningkatan produktivitas yang terus dilakukan Perseroan melalui serangkaian program revitalisasi, seperti perawatan kebun dan penggunaan bibit unggul.
“Apalagi, berdasarkan siklus, produksi sawit biasanya mulai meningkat pada kuartal kedua dan mencapai puncaknya di kuartal terakhir setiap tahun. Tahun ini kami optimis tumbuh jika dibanding tahun 2014,” kata dia.
Harga komoditas sawit utama yaitu CPO (Crude Palm Oil), di kuartal 1-2015 terus melemah ke level terendah US$ 600 per ton FOB Malaysia.
“Kami bekerja keras mengatasi kondisi air di kebun akibat kemarau panjang tahun lalu dengan sebaik-baik nya. Hasilnya kami harapkan bisa terlihat di kuartal-kuartal berikutnya. Optimalisasi produktivitas pabrik, juga dilakukan dengan pembelian sawit dan karet dari petani,” paparnya.
Melalui unit usaha kerja sama patungan PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia (ASD-BSP), Perseroan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama. Bibit unggul ASD-BSP ini berpotensi menghasilkan setiap tahun nya hingga 40 ton Tandan Buah Segar (TBS) per hektar dibandingkan dengan umumnya 25-30 ton.
Saat ini dengan luas pertanaman sawit nasional kurang lebih 10 juta hektar, total produksi hanya sekitar 30 juta ton CPO per tahun, dengan bibit unggul maka potensi produktivitas bisa meningkat menjadi 80 juta ton CPO per tahun.
Direktur Utama UNSP M. Iqbal Zainuddin menambahkan, strategi fokus ke produktivitas yang sustainable akan lebih banyak lagi dirasakan dampak positifnya dalam jangka menengah dan panjang.
“Kami optimistis dalam jangka menengah dan panjang Perseroan akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat,” katanya.
(drk/hen)











































