RI Dihadang 'Super Dolar AS', Ekonom: Ekonomi Kita Belum Mentok

RI Dihadang 'Super Dolar AS', Ekonom: Ekonomi Kita Belum Mentok

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Senin, 11 Mei 2015 10:05 WIB
Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan menguat dalam 3 tahun ke depan, seiring perbaikan ekonomi di negeri Paman Sam tersebut.

Perbaikan ekonomi tersebut sejalan dengan rencana bank sentral AS, yaitu The Fed, menaikkan tingkat suku bunganya. Mata uang negara lain termasuk Indonesia diperkirakan bakal tertekan.

Meski begitu, ‎Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan, perekonomian Indonesia masih akan bertumbuh dengan baik. Masih banyak ruang gerak yang bisa dikembangkan dengan menggenjot infrastruktur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ekonomi kita belum mentok. Kita masih banyak yang bisa dikembangin, SDM, SDA masih banyak, jadi harus ada strategi," jelas dia kepada detikFinance, Senin (11/5/2015).

Destry menjelaskan, Indonesia masih harus serius untuk menggenjot infrastruktur menjadi lebih baik. Pembangunan infrastruktur yang memadai menjadi modal Indonesia untuk bisa bertahan, di tengah perbaikan ekonomi AS yang bisa menekan nilai tukar mata uang rupiah.

"Tekanan nggak hanya rupiah. Kalau kita benar-benar bisa menjalankan ekonomi dengan baik, ya ekonomi terus tumbuh. Kalau AS terus membaik, mereka mau bangun apa lagi? Di sana semua sudah ada, pasti akan lari ke sini juga," terang dia.

Untuk itu, lanjut Destry, pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta konsisten melanjutkan pembangunan infrastruktur yang masih mandek agar ekonomi bisa tumbuh dengan baik.

"Pemerintah harus konsisten. Infrastruktur terus didorong. Sektor industri hilir diperkuat, sehingga bisa mengurangi impor bahan baku," imbuh Destry.

(drk/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads