"Kalau nggak salah, sudah ada kontrak sekitar 30 charter flight dari China. Target membawa 2 juta penumpang dari China," kata Direktur Niaga Garuda Indonesia Handayani saat ditemui di Restoran Kembang Goela, Jakarta, Senin (11/5/2015).
Menurutnya, peluang penumpang pesawat sewa dari China masih tinggi. Meskipun ekonomi China tengah melambat, tapi permintaan penerbangan dari bandaranya cukup tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain China, maskapai Badan Usaha Milik Negara itu sedang menjajaki beberapa wilayah lain untuk penerbangan sewa, contohnya India dan Manila.
"Ada permintaan dari India, suka sekali membuat momen wedding di Bali, karena secara religion (agama) sama, kita sediakan infrastruktur. China melihat destinasi pantai yang favorit bagi mereka, bagi India melihat Bali sebagai destinasi untuk wedding, jadi ada hal-hal khusus," jelas dia.
Garuda percaya meskipun perekonomian Indonesia tengah melemah, tapi hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak tumbuh justru harus menjadi peluang.
"Pelemahan pertumbuhan perekonomian berdampak pasti, melihat kondisi makro, pergi ke luar negeri jadi mahal, tapi nggak bisa dijadikan sebagai hambatan untuk tumbuh. Maka beberapa aktivitas kita sampaikan, kalau mau pergi, merencanakan dari jauh, sehingga berikan harga terbaik. Fasilitas cicilan (installment), 6-12 bulan, jadi berlibur terasa murah, dibandingkan bayar cash," pungkasnya.
(drk/ang)