Anjlok laba tersebut akibat lesunya harga komodotas dunia, terutama karet dan minyak sawit mentah. Direktur Keuangan Jaya Agra Bambang S Ibrahim mengatakan, di tahun 2013, harga jual karet sebesar Rp 27.300 per kg. Sementara di tahun 2014 turun menjadi Rp 21.900 per kg.
Sementara harga jual CPO di 2013 sebesar Rp 7.100 per kg dan di 2014 harganya naik di Rp 8.300 per kg. Kendati demikian harga jual sawit ini masih lebih rendah dari posisi harga sawit saat menyentuh titik tertinggi di atas Rp 20.000 per kg. Tahun ini harga jual minyak sawit kembali turun dan berada di kisaran Rp 6.000-7.000 per kg.
"Untung sawit daripada karet, tapi sekarang tidak," katanya usai RUPS di Jakarta, Jumat (22/5/2015).
Omzet perusahaan juga turun dari Rp 214 miliar ke Rp 131 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini. Meskipun begitu, aset perseroan masih tercatat naik dari Rp 2,6 triliun menjadi Rp 3 triliun di periode 2014 atau ada kenaikan sekitar 15%.
Perseroan menargetkan angka penjualan di tahun ini sebesar Rp 1,1 triliun yang dikontribusi dari penjualan karet sebesar Rp 529 miliar dan CPO dan kernel sebesar Rp 588 miliar. Dari target itu, perseroan menargetkan bisa mengantongi laba bersih di tahun ini sebesar Rp 53 miliar.
Bambang memprediksi harga komoditas mulai pulih sehingga kinerja perseroan bisa membaik. Tahun ini, perseroan merencanakan penanaman tanaman kelapa sawit baru seluas 670 hektar dan karet seluas 855 hektar.
(Dewi Rachmat Kusuma/Angga Aliya)