Pada perdagangan hari ini, harga saham BSDE ditutup di Rp 1.575 atau 30% di bawah harga tertinggi tahun ini, yaitu Rp 2.230. Harga tersebut juga jauh di bawah harga aset wajar bersih (NAB) Perseroan.
"Buyback ini adalah momentum yang sangat baik karena harga wajar saham BSD masih jauh di atas harga pasarnya sekarang. Selain itu, ketika pasar pulih, BSD dapat memperoleh gain dari penjualan treasury stock ini," kata Direktur BSD, Hermawan Wijaya, keterangan tertulis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (1/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah kas tersebut melonjak 144% dari Rp 2,82 triliun di akhir tahun 2014. Perusahaan Grup Sinarmas itu mendapat dana segar dari penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dan penerbitan obligasi US$ 225 juta oleh anak usaha.
"Pelemahan yang dirasakan oleh saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sama sekali tidak mencerminkan kondisi fundamental dari BSD sendiri maupun prospek industri properti," katanya.
Pembelian saham akan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan, terhitung tanggal 1 September sampai dengan 30 November 2015.
Sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 2/POJK.04/2013 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan, buyback ini tidak perlu meminta persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Harga beli maksimal pada aksi buyback ini adalah sebesar Rp 1.700 per saham," ujarnya.
(ang/hen)