Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai, posisi nilai tukar sekarang masih berada di bawah fundamentalnya. Sehingga masih berpeluang terus menguat terhadap dolar AS, tergantung dari kondisi ekonomi global dan dalam negeri.
"Kita melihat kalau kita ukur sebenarnya rupiah masih under value, terlalu rendah nilainya. Jadi rupiah arahnya akan bergerak menguat, nah sampai kapan? tergantung juga kondisi dunia seperti apa bergeraknya, berkembangnya," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua adalah faktor dari dalam negeri, yaitu setelah dikeluarkannya beberapa kebijakan oleh pemerintah, berupa paket September I dan II. Investor melihat ada tekad pemerintah untuk menjalankan reformasi struktural.
"Dengan berbagai alasan, bisa karena ekonomi AS tidak terlalu baik, bisa karena perbaikan-perbaikan, deregulasi kebijakan. Ini sebenarnya bergerak ke arah normalisasi kurs itu sendiri. Kita kembali ke arah mendekati nilai fundamental, belum tapi kira-kira itu. Itu susah mengukur-ukurnya, tetapi dua-duanya bekerja," paparnya.
Dengan diluncurkannya paket kebijakan yang ketiga, pemerintah berharap setimen positif di pasar keuangan terus berlanjut. Sehingga mampu mendorong rupiah kembali pada level fundamentalnya.
"Mudah-mudahan, kita berharap begitu, paket ketiga pun bisa berharap mendorong lebih lanjut rupiah," tegas Darmin.
(mkl/drk)











































