Demikian disampaikan perencana keuangan Aidil Akbar dalam acara Financial Clinic yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan detikFinance di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (28/10/2015).
"Ini adalah pergerakan IHSG dari 1988 sampai 2007. Fasenya 19 tahun. Naik nggak? Naik. Kaya nggak kalau kita investasi di situ? Pasti kaya," kata Aidil Akbar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi dalam jangka panjang IHSG tetap naik. Kalau kita jumlahkan dari 1988 sampai 2007, rata-rata kenaikan 29,59 persen per tahun," kata Aidil menerangkan.
Setelah 2007, IHSG sempat mengalami penurunan cukup tajam pada 2008 akibat krisis global, nilainya turun sampai 50 persen.β "Tahun 2008 kita global crisis, IHSG drop 50 persen, tapi kalau kita invetasi dari 1988, investasi kita sudah menghasilkan 25 persen per tahun, jadi nggak masalah," ucapnya.
Tapi tren penurunan itu tidak berlangsung lama. IHSG kembali menanjak pada Mei 2009. Di bulan Desember 2009, IHSG sudah kembali ke posisi semula sebelum penurunan pada 2008. β
"April 2010 sudah melampaui tahun 2008. Dalam waktu 1,5 tahun sudah kembali. Kalau ditotal pada Desember 2010, selama 22 tahun IHSG secara total kumulatif return-nya naik 613 persen total kumulatif return. Menghasilkan 29 persen per tahun," katanya.
Hingga Desember 2014, IHSG secara rata-rata memberikan keuntungan 25,91 persen per tahun.β "Desember 2014, kalau dijumlahkan 25,91 persen per tahun," kata Aidil.
(hen/hen)