Harga Batu Bara Masih Loyo, Laba Adaro Turun 19%

Harga Batu Bara Masih Loyo, Laba Adaro Turun 19%

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Selasa, 10 Nov 2015 16:48 WIB
Harga Batu Bara Masih Loyo, Laba Adaro Turun 19%
Ilustrasi (Foto: dok. detikFinance)
Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat penurunan laba pada sembilan bulan pertama tahun ini. Laba bersih setelah pajak turun 19% menjadi US$ 181 juta pada kuartal III-2015 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 224 juta.

Harga jual rata-rata Adaro turun sebesar 14% yeay on year (yoy) pada kuartal III-2015. Direktur Adaro Syah Indra Aman mengatakan, turunnya laba bersih ini disebabkan harga jual batu bara rata-rata Adaro yang juga terus mengalami penurunan seiring dengan berlanjutnya kelebihan pasokan batu bara di pasar.

Pelemahan harga batu bara yang berkelanjutan ini sejalan dengan pelemahan ekonomi global khususnya perlambatan pertumbuhan di China yang menekan pasar komoditas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini profitabilitas Adaro sedang mengalami tekanan yang cukup kuat akibat harga batu bara yang terus menurun. Tapi kami optimistis dapat mencapai target EBITDA operasional tahun 2015 sebesar US$ 550 juta hingga US$ 800 juta,โ€ ujarnya dalam Investor Summit 2015, di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (10/11/2015).

Laba inti turun 21% menjadi US$ 228 juta. Laba inti, merepresentasikan kualitas dari laba perusahaan setelah pajak pendapatan, tidak termasuk komponen akuntansi non operasional, yang terdiri dari US$ 54 juta amortisasi properti pertambangan, US$ 7 juta provisi pengembalian piutang lain-lain terkait investasi non batu bara dan pengeluaran US$ 1 juta terkait penyesuaian pajak di tahun sebelumnya.

Pendapatan usaha perseroan turun 16% menjadi US$ 2,112 miliar seiring dengan penurunan volume penjualan sebesar 3% menjadi 41,2 juta ton.

Volume produksi menurun sebesar 5% menjadi menjadi 39,8 juta ton disebabkan turunnya pertumbuhan permintaan.

Terkait hal itu, Adaro kembali menurunkan panduan produksi tahun 2015 menjadi 52-54 juta ton dari 54-56 juta ton, untuk mengantisipasi berlanjutnya kondisi pasar yang sulit sampai dengan akhir tahun.

Pertumbuhan permintaan akan tetap lemah dan harga akan terus mengalami tren penurunan sampai dengan akhir tahun.

โ€œHarga batu bara masih akan sulit di 2015, tren juga menurun, masih over supplai yang kronis,โ€ katanya.

(drk/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads