Yen Melemah, Bursa Saham Jepang Melesat 7%

Yen Melemah, Bursa Saham Jepang Melesat 7%

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Senin, 15 Feb 2016 15:04 WIB
Yen Melemah, Bursa Saham Jepang Melesat 7%
Foto: BBC
Tokyo - Bursa saham Jepang melesat lebih dari 7% pada perdagangan Senin (15/2/2016), imbas dari pelemahan yen terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pekan lalu, dolar AS merosot ke level terendahnya terhadap yen dalam 15 bulan terakhir, hal ini membuat Indeks Nikkei 225 anjlok lebih dari 11%. Penguatan yen ini membuat produk-produk ekspor Jepang menjadi lebih mahal sehingga tidak kompetitif.

Senin ini, dolar AS menguat terhadap yen menjadi 113,95 yen, dibandingkan posisi sebelumnya di 113,25 yen pada perdagangan Jumat pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasar saham Tokyo di Jepang melambung meski data pertumbuhan ekonomi Jepang tercatat minus 0,4% di kuartal IV-2015.

Meskipun data pertumbuhan ekonomi tercatat buruk dari kuartal per kuartal, namun tidak menghambat laju Indeks Nikkei 225 yang ditutup 7,2% lebih tinggi ke posisi 16.022,5. Ini merupakan lonjakan tertinggi sejak akhir 2008.

Pekan lalu, dolar AS melemah tajam terhadap yen dan membuat nilai yen menjadi lebih mahal sehingga merugikan eksportir besar negara Sakura itu.

Pada Jumat pekan lalu, Indeks Nikkei 225 ditutup turun 4,8% ke 14.952,6, atau di bawah level 15.000. Ini merupakan penutupan terendah sejak Oktober tahun 2014.

Tapi, melemahnya yen hari ini mengantarkan saham-saham eksportir besar naik tajam. Saham Toyota di bursa Tokyo naik lebih dari 9,5%, Honda naik 8% dan Nissan naik 6,7%. Sharp dan Sony masing-masing naik lebih dari 7% dan 8%.

Para analis memperkirakan, yen masih bisa terus melemah tahun ini, yang akan baik bagi para eksportir.

"Kami mempertahankan pandangan kami bahwa yen akan melemah terhadap dolar AS, diperkirakan di angka 130 yen/US$ pada akhir tahun ini, dari 113 yen/US$ di hari ini," kata Marcel Thieliant dari Capital Economics, seperti dilansir BBC, Senin (15/2/2016).

Di sisi lain, pasar saham China ditutup turun 0,6% ke 2.746, usai libur panjang Tahun Baru Imlek.

Di Hong Kong, Indeks Hang Seng melonjak 3% menjadi 18.874,5 setelah ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis dan Jumat.

Angka perdagangan yang dirilis pada Senin ini menunjukkan, ekspor China dalam yuan turun 6,6% pada bulan Januari dari tahun sebelumnya, sedangkan impor turun 14,4%.

Dalam dolar AS, ekspor China turun 11,2% dari tahun sebelumnya dan impor turun 18,8%. Surplus neraca perdagangan China mencapai US$ 63,3 miliar di Januari 2016, hanya naik tipis dibandingkan Desember 2015 sebesar US$ 60,9 miliar.

Para analis mengatakan, data perdagangan Januari merupakan refleksi dari perlambatan eksternal terutama dari mitra dagang seperti Korea Selatan.

Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 ditutup naik 1,6% ke 4.843,5, sementara indeks Kospi Korea Selatan ditutup naik 1,5% ke 1.862,2 poin. (drk/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads